PM, Banda Aceh – Pembina Yayasan Gerbang Anak Sejahtera (GAS) menghibahkan lima asrama untuk mahasiswa Aceh yang menempuh pendidikan tinggi di Pulau Jawa. Asrama khusus putri yang diberi nama ‘Pocut Baren’ itu masing-masing berada di Depok, Yogyakarta, Bandung, Malang dan Bogor.
Lima asrama beserta asetnya itu diserahkan Ketua Dewan Pembina Yayasan GAS Hasan Saad kepada Pemerintah Aceh yang diterima Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah. Acara serah-terima itu berlangsung di Pendopo Gubernur Aceh, Banda Aceh, Rabu (20/1).
Gubernur Zaini mengucapkan terima kasih kepada pengurus Yayasan GAS karena telah menyahuti surat imbauan yang dikirimkan oleh dirinya beberapa waktu lalu kepada pengelola asrama mahasiswa Aceh, baik yayasan maupun Perkumpulan Masyarakat Aceh di Pulau Jawa.
Dalam surat tersebut, kata dia, Pemerintah Aceh menghimbau kepada pengelola asrama mahasiswa asal Aceh di Pulau Jawa untuk dapat melakukan pengamanan dan pemeliharaan terhadap aset-aset asrama guna menghindari perselisihan dan sengketa di kemudian hari. “Dalam surat tersebut juga dinyatakan pihak pengelola dapat meminta kepada Pemerintah Aceh untuk mengamankan, memelihara dan mengelola asrama tersebut dengan terlebih dahulu mengalihkan aset asrama kepada Pemerintah Aceh,” ujar Gubernur Aceh.
Dengan berlansungnya proses penyerahan tersebut, Pemerintah Aceh akan mengambil-alih kepemilikan dan pengelolaan lima asrama tersebut yang digunakan mahasiswa asal Aceh dalam melanjutkan pendidikannya di beberapa perguruan tinggi di Pulau Jawa.
“Keberadaan asrama ini cukup penting bagi para mahasiswa, terutama bagi anak-anak Aceh yang kurang mampu dan berprestasi. Asrama ini diharapkan mampu menyediakan tempat tinggal yang layak , aman serta melindungi mereka dari pengaruh-pengaruh negatif selama berada di sana,” kata gubernur.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan GAS Hasan Saad mengatakan pihaknya sangat mengharapkan peran Pemerintah Aceh dalam mengelola dan memelihara asrama-asrama mahasiswa Aceh yang ada di luar Aceh.
“Sebelumnya Yayasan GAS mengelola empat asrama yang berlokasi di Bogor, Bandung, Yogyakarta dan Malang. Sedangkan Yayasan Rahmania Fortuna mengelola satu asrama di Depok. Hari ini kita serahkan sepenuhnya aset asrama tersebut kepada Pemerintah Aceh untuk pengelolaan dan pemeliharaan yang lebih baik,” tuturnya.
Menurutnya, kondisi asrama-asrama yang dibangun sekitar tahun 2003 tersebut pada umumnya dalam keadaan baik dan didirikan dari hasil sumbangan masyarakat serta pengurus yang mayoritas merupakan para mantan direktur di PT Arun dan Pertamina.[]
Belum ada komentar