PM, Lhokseumawe—Wali Nanggroe Malik Mahmud Al-Haytar mengaku prihatin dengan kondisi Aceh kekinian. “Kekayaan alam melimpah, tapi rakyat Aceh masih hidup miskin,” katanya.
Dalam arahannya pada peringatan maulid di halaman Mesjid Agung Islamic Center Lhokseumawe, Senin (10/02/2014), Malik Mahmud memaparkan, di era 70-an perut bumi Aceh ditemukan kandungan gas terbesar di dunia. “Kala itu kita merasa bangga. Tetapi kandungan gas yang melimpah itu tidak membuat rakyat Aceh makmur,” sebutnya.
Menurut Wali Nanggroe, di bawah 10 kaki perut bumi Aceh terkandung simpanan gas alam yang cukup besar pada masa itu. “Tetapi lihatlah kondisi Aceh saat ini, tidak semestinya Aceh tertinggal dan rakyatnya hidup miskin,” ulangnya.
Dia mencontohkan, kondisi jalan raya di Aceh tidak berubah dari dulu. “Di kiri-kanan jalan juga masih banyak terdapat rumah gubuk. Seharusnya daerah kita sudah menjadi kota yang terindah di dunia, dengan jalan raya yang lebar dan rumah penduduk tertata rapi. Tetapi semua itu sudah berlalu,” katanya.
Meski begitu, lanjutnya, rakyat Aceh jangan berputus asa. “Harapan untuk memajukan negeri ini masih terbuka lebar. Potensi alam Aceh yang luar biasa ini masih bisa kita manfaatkan untuk membangun negeri ini,” katanya.
Sebagai Wali Nanggroe, kata Malik Mahmud, dirinya akan memberi masukan kepada pemimpin muda yang kini duduk di Pemerintahan Aceh. ”Saya akan bekerja sama dengan seluruh kepala daerah di Aceh untuk membuat suatu resam atau aturan dalam membangun negeri ini sebaik mungkin,” tandasnya.
Selain Malik Mahmud, acara itu juga dihadiri Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf serta para petinggi PA/KPA, seperti Zulkarnaini Hamzah dan Darwis Jeunieb.(ZAL)
Belum ada komentar