Wabup Aceh Utara Sambangi Dua Lansia Difabel

Wabup Aceh Utara Sambangi Dua Lansia Difabel
Nek Antiyah (baju putih) dan Nek Sumiati (baju garis merah).

PM, LHOKSUKON—Dua wanita lanjut usia penyandang difabel di Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara direncanakan akan dibawa berobat ke Banda Aceh. Langkah itu ditempuh atas kerja sama Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dan LSM Darah untuk Aceh.

Wakil Bupati Aceh Utara Muhammad Jamil menyatakan hal itu di sela-sela kunjungannya ke rumah dua lansia tersebut, Rabu (9/3/2016). Ia datang bersama rombongan dan Tim LSM Darah Untuk Aceh, serta Muspika Cot Girek.

Dua lansia itu yakni Antiyah (71) di Dusun Alue Dua Rupa dan Sumiati (80) di Dusun Pandan Wangi. Rumah keduanya berjarak 1 kilometer.

“Kondisi Nek Antiyah sangat memprihatinkan karena tidak bisa melihat dan lumpuh. Ia hanya tinggal bersama anaknya Amat (45) yang mengalami gangguan kejiwaan,” ujarnya.

Sementara Nek Sumiati, lanjutnya, ia juga mengalami kelumpuhan dan hidup sebatang kara. Kini ia dirawat tetangganya.

“Sebenarnya kami ingin membawa keduanya ke panti jompo, tapi mereka difabel. Salah satu syarat tinggal di panti jompo masih bisa berjalan. Untuk langkahawal mungkin ada dibawa berobat ke Banda Aceh, tapi itu pun siapa yang akan menjaganya,” kata Wabup.

Ditambahkan, pihaknya juga akan mengupayakan bantuan Rp25 juta dari Baitul Mal untuk rehab rumah Nek Antiyah. Sebab, rumah dan lahan yang ia tempati sekarang ini merupakan milik PT Perkebunan Nusantara I Cot Girek.

“Dengan menggunakan dana Otsus 2017 mendatang, saya akan usulkan pembangunan rumah jompo atau rumah singgah di Aceh Utara. Tahap awal akan dibeli tanah seluas 1.000 meter,” ucapnya.

Hal lainnya dikatakan Founder LSM Darah Untuk Aceh, Nurjanah Husen. Pihaknya akan mengutamakan pengobatan untuk Nek Antiyah.

“Ini merupakan kasus pertama dengan pasien difabel lansia. Kami biasanya mendampingi warga miskin dengan penyakit kanker, jantung dan lainnya. Kami niatkan keduanya untuk tinggal di panti jompo, tapi difabel tidak bisa karena difabel butuh perawatan khusus,” jelasnya.

Di lokasi yang sama, Kepala Dusun Alue Dua Rupa, Johan Syah menambahkan, hampir semua warga setempat bekerja membabat di perkebunan, termasuk Nek Antiyah semasa mudanya. “Sebelum lumpuh dan tidak bisa melihat, ia menjadi peminta-minta. Sedangkan anaknya tidak bekerja. Jika memungkinkan bawalah ia ke panti jompo, sehingga kebutuhan makannya terpenuhi.”

Secara terpisah, Suribah (33) yang selama ini merawat Nek Sumiati menyebutkan, ia tidak bisa berjalan dalam dua tahun terakhir.

“Saya kasihan ia tinggal seorang diri setelah ditinggal suaminya, ditambah lagi kini tidak bisa berjalan. Saya rasa jika dibawa ke panti jompo akan lebih baik, mengingat saya tidak bisa sepenuhnya menjaga Nek Sumiati. Kan saya kerja pergi pagi pulang sore. Selama ini apa yang saya makan ya itu yang nenek makan,” tutupnya.[PM002]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Pasang Kanopi Ruko, Tukang Tewas Kesetrum
Bor tangan listrik yang mengakibatkan tukang bangunan tewas di Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara.

Pasang Kanopi Ruko, Tukang Tewas Kesetrum

Acheh Future Bantu Kitab Kuning untuk Santri Kurang Mampu di Atim
Tim LSM Acheh Future saat menyerahkan kitab bagi santri kurang mampu di Dayah Bustanut Tazkirah, Gampong Keudee Blang, Kecamatan Idi Rayek, Aceh Timur, Sabtu (7/10). [Pikiran Merdeka/IST)

Acheh Future Bantu Kitab Kuning untuk Santri Kurang Mampu di Atim