PM, Idi Rayeuk – Suaka Badak Sumatera atau Sumatran Rhino Sanctuary (SRS) mulai dibangun di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur.
Momen ini diharap menjadi tahap awal proses pembangunan sarana prasarana pendukung pengelolaan SRS, dan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Rencana Aksi Darurat Penyelamatan Populasi Badak Sumatera 2018-2021.
Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi-Direktorat Jenderal KSDAE, Jefry Susyafrianto mengatakan, rencana pembangunan SRS Aceh Timur sudah dicanangkan sejak tahn 2018. Tindakan ini merupakan awal dari aksi darurat untuk menghindari bahaya kepunahan, menjaga kemurnian genetik dan keanekaragaman jenis serta memelihara keseimbangan dan kemantapan ekosistem.
Data TFCA-Sumatera menyebutkan, jumlah populasi Badak Sumatera saat ini tidak lebih dari 100 ekor di seluruh Sumatera. Karenanya, Badak masuk dalam kategori salah satu satwa yang saat ini sangat terancam punah.
Peletakan batu pertama Sumatran Rhino Sanctuary (SRS) dilakukan Bupati Aceh Timur, Hasballah M Thaib dan disaksikan Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi-Direktorat Jenderal KSDAE, Konsorsium Badak Utara serta Direktur Tropical Forest Conservation Action(TFCA)–Sumatera.[]
Belum ada komentar