Usia Harapan Hidup di Aceh Masih Memprihatinkan

Usia Harapan Hidup di Aceh Masih Memprihatinkan
Foto: Humas

PM, Banda Aceh – Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek menegaskan, usia harapan hidup masyarakat harusnya tidak hanya meningkat. Lebih lanjut, ia ingin usia kehidupan masyarakat Indonesia berkualitas.

Dalam Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) di Banda Aceh, Senin (4/3), Nila memaparkan, umur harapan hidup indonesia dari tahun 1990 sampai 2017 mengalami peningkatan, yakni 71,5 persen.

Namun untuk Aceh, tutur Nila, usia harapan hidup masih memprihatinkan karena di bawah presentase nasional, yakni 67,8 persen.

“Insya Allah Pak Plt Gubernur sangat mementingkan isu kesehatan, sehingga outcome yang kita dapat adalah kesehatan yang berkualitas,” tutur nya.

Selain itu, bicara soal angka kematian ibu, lanjut Nila, Indonesia masih menempati posisi tertinggi dibanding Filipina, Vietnam dan Singapura. Selain angka kematian ibu, tren status kekurangan gizi balita di Aceh masih cukup tinggi. Menurutnya, semua pemangku kepentingan kesehatan harus banyak melakukan konsultasi agar anak Aceh tidak  menderita stunting.

“Selain itu, Kita juga perlu memotivasi pencegahan terhadap penyakit diabetes,” tutur Nila.

Nila mengajak seluruh stakeholder dalam pembangunan kesehatan untuk menggaungkan gerakan masyarakat sehat (germas) serta penguatan layanan kesehatan. Selain itu, untuk menguatkan mutu kesehatan di Aceh, pihaknya telah mengirim tenaga medis serta berusaha untuk mengembalikan dokter spesialis ke setiap kabupaten/kota.

Adapaun kegiatan Rakerkesda kali ini mengusung tema “Kolaborasi Pemerintah Aceh, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Penguatan Pelayanan Kesehatan Menuju Aceh Sejahtera.

Plt Gubernur, Nova Iriansyah dalam sambutannya mengatakan, kualitas kesehatan di Aceh belum memuaskan. Ada lima isu tentang kesehatan yang saat ini ditangani Pemerintah Aceh. Di antaranya, kata Nova, pencegahan stunting, penanganan Penyakit Tidak Menular (PTM), Tuberculosis (TBC), peningkatan cakupan dan mutu imunisasi serta Angka Kematian Ibu dan  Angka Kematian Neonatal ( AKI- AKN).

“Untuk memperbaiki lima isu tersebut, langkah  yang kami lakukakan tidak hanya melalui pengobatan, tapi juga melakukan pencegahan,” tutur Nova.

Pemerintah Aceh juga sedang menyiapkan dan menyusun aksi penanganan dan pencegahan untuk mendapat hasil yang lebih baik dalam pembangunan kesehatan ke depan. Selain aksi pencegahan dan penanganan, ia mengingatkan kepada seluruh stakeholder dalam bidang kesehatan untuk memverifikasi data kesehatan. “Sebab, data tersebut sangat menentukan rencana, aksi dan tindakan agar bisa tepat sasaran,” pungkasnya. []

 

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait