Banda Aceh – Kasus pencabulan anak di bawah umur kembali terungkap di Kota Banda Aceh. Seorang bocah sembilan tahun mengaku telah disodomi oleh teman ayahnya yang juga pekerja bengkel di sebuah desa dalam Kecamatan Kuta Alam.
Bukan hanya menyodomi, pelaku berinisial J (30) itu juga mencekoki korban yang merupakan murid Kelas III SD itu dengan minuman keras dan rokok. Peristiwa ini terungkap setelah orangtua korban melaporkannya ke Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB).
“Setelah kejadian itu perilaku korban mulai berubah, dia mulai suka merokok dan sedikit tempramen,” kata Badrunnisa, Kepala BP2KB Banda Aceh kepada wartawan, Kamis (8/5/2014).
Dia mengatakan setelah korban melaporkan ke pihaknya, laporan itu juga diteruskan ke Polresta Banda Aceh. “Sekarang polisi sedang mengumpulkan bukti untuk menangkap pelaku,” ujarnya.
Menurutnya kasus itu terjadi sekira dua bulan lalu. Namun ayah korban yang hanya tukang becak sedangkan ibunya merupakan buruh cuci, sebelumnya tak berani melapor ke polisi karena malu dengan warga sekitar dan takut pelaku mengamuk.
Berdasarkan penuturan korban dan orangtuanya, kata Badrunnisa, korban mengalami pelecehan seksual saat pulang sekolah. Korban dipanggil pelaku kemudian diajak ke gudang bengkel tempatnya bekerja.
Letak bengkel ini terpaut 100 meter dari sekolah korban, atau berada di desa yang bertetangga dengan kampung korban. Korban kenal baik dengan pelaku yang merupakan teman akrab ayahnya.
Korban mengaku dua kali disanggama dan disuruh melakukan oral seks oleh pelaku di dalam gudang bengkel. Pelaku juga dicekoki minuman keras yang diminum pelaku serta diberikan rokok. Selain korban, lanjut Badrunnisa, seorang teman sekolahnya juga ikut diperlakukan sama.
“Namun temannya ini sudah pindah sekolah, kami sedang melacak keberadaannya sekarang untuk membantu polisi,” katanya.
Badrunnisa mengatakan, mulanya orangtua korban kaget dengan tingkah aneh anaknya itu setelah mengalami pelecehan. “Dia sering mengambil rokok ayahnya, merokok, suka mengisap karet dot, malas sekolah mungkin karena takut jumpa dengan pelaku dan mulai sedikit tempramen suka melawan,” ujarnya.
Kemudian setelah ditanyai terus menerus, korban baru berani mengaku sudah diperlakukan tak senonoh oleh pria J. Sejak tahu anaknya disodomi, orangtua korban sempat menutupinya dan takut melapor.
Badrunnisa meminta polisi untuk melindungi orangtua korban yang merupakan pendatang di Banda Aceh, terlebih dengan belum ditangkapnya pelaku. Sementara BP2KB, lanjut dia, sudah memberi pendampingan psikolog kepada korban untuk memulihkan trauma.
[PM-001]
Belum ada komentar