PM, BANDA ACEH – Kisruh politik antara eksekutif dan legislatif Aceh yang sudah terlihat memanas dipenghujung tahun 2017, saat pembahasan R-APBA belum berakhir.
Kondisi ini diprediksi oleh sejumlah klangan akan berlanjut dan terus berlarut-larut. Hal itu tampak dari rencana DPR Aceh untuk menggugat Pergub APBA.
Tidak hanya itu, upaya politik yang dilakukan DPR Aceh untuk melakukan interpelasi kepada Gubernur Aceh termasuk berkaitan dengan Pergub APBA 2018, akan membuat energi penguasa lembaga legislatif dan eksekutif Aceh terus terkuras untuk berdakwa-dakwi.
Terkait dengan kondisi ini, Forum Komunikasi Anak Bangsa (Forkab) Aceh, mengaku prihatin. Forkab mendesak penguasa di lembaga eksekutif dan legislatif serta seluruh elemen masyarakat Aceh, untuk menciptakan iklim politik yang kondusif. Supaya upaya membangun Aceh dapat dilaksanakan bersama-sama secara lebih baik.
“Hasil publikasi BPS disejumlah media sangat memprihatikan. Dimana pertumbukan ekonomi Aceh kurang dari 3,5 persen pada triwulan pertama tahun 2018. Kabar ini sangat memprihatinkan dan karenanya kami menyatakan menolak upaya menggugat Pergub APBA oleh DPR Aceh atau oleh siapapun juga,” ujar ketua Forkab Aceh Polem Muda Ahmad Yani, Sabtu (12/5) kepada media ini.
Menurutnya, upaya ini akan menghambat realisasi APBA dan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi serta akan menyisakan anggaran APBA trilyunan karena tidak terserap (Silva).
“Kami yang bernaung dalam wadah Forkab Aceh siap membangun kerjasama dengan berbagai komponen masyarakat Aceh, untuk terus menyuarakan penghentian penghentian “dakwa-dakwi” yang tidak produktif antara lembaga eksekutif dan legislatif Aceh. Kami mulai muak dengan politisasi masalah yang tidak berkesudahan di Aceh, sementara penguasa di legislatif dan eksekutif Aceh memiliki kinerja yang rendah dan buruk dalam mensejahterakan rakyatnya,” ujar Polem.
Lanjut dia, jika DPR Aceh terus mempertontonkan politik tidak sehat dengan tidak henti-henti mengada-ada masalah, Forkab akan menggalang dukungan dari berbagai komponen untuk menghentikan aktivitas DPR Aceh.
“Kita akan galang dukungan supaya diganti dengan anggota DPRA yang berfikiran sehat dan cerdas,” pungkasnya.()
Belum ada komentar