Dua kandidat kuat pemenang Pilkada Aceh 2017 menggelar kampanye akbar terakhir di tempat terpisah. Mualem di Bireuen dan Irwandi di Banda Aceh.
Siang Sabtu, 11 Februari 2017, seratusan orang memadati Jalan Salam di kawasan Lamprit, Banda Aceh. Massa yang mayoritas memakai atribut orange ini berkumpul di rumah Irwandi Yusuf, salah satu calon gubernur Aceh 2017-2022. Sekira pukul 12.55 WIB, pemilik rumah akhirnya keluar. Setelah menyapa orang yang menunggu di depan rumahnya, Irwandi langsung meluncur menggunakan mobil pribadinya.
Hari itu, Irwandi mendapat jatah kampanye terakhir di pelataran parkir Stadion Lhong Raya, Banda Aceh. Ini adalah kampanye akbar kedua Irwandi-Nova. Sebelumnya, Paslon nomor urut 6 ini melakukan kampanye akbar di Lapangan Blang Asan, Matangglumpangdua, Bireuen, pada Sabtu, 21 Januari lalu.
Dalam kampanye terakhir ini, Irwandi memakai setelan jas hijau tua dengan dalaman kaos orange serta dipadu topi pet dengan warna hijau army. Sementara wakilnya, Nova memakai pakaian yang lebih simpel. Kemeja putih dihiasi pin Partai Demokrat yang melekat di dada sebelah kiri serta kopiah hitam. Kampanye yang dimulai sekira pukul 14.00 WIB ini tak membuat pendukung Irwandi-Nova beranjak dari tepi panggung meskipun terik matahari begitu menyengat. Kampanye turut dimeriahkan artis lokal Bergek, Salsabil dan Niken KDI, serta ditutup dengan atraksi top daboh.
Beberapa tokoh hadir di kampanye akbar ini, seperti Ketua Partai Damai Aceh Abi Muhibussabri dan Ketua PDI-P Aceh Karimun Usman, serta ulama kharismatik Aceh Abu Tumin dan Abi Lampisang. Ada pula mantan Menteri Kelautan RI Rokhimin Dahuri, anggota DPD RI Ghazali Abbas Adan, serta anggota DPR RI Teuku Rifky Harsya dan Muslim.
Abu Tumin yang mengawali acara dengan mempeusijuk Irwandi-Nova kembali meminta masyarakat untuk memilih pasangan nomor urut enam ini. Ulama dari Bireuen ini mengatakan, ia rela datang jauh-jauh demi menenangkan Irwandi-Nova.
“Seperti yang saya sampaikan di Matang, Bireuen, kalinyoe berilah kesempatan pada Irwandi-Nova,” tutur Abu Tumin.
Sementara Irwandi dalam orasinya manyatakan jika ia kembali dipilih, akan melanjutkan sejumlah program-programnya yang tertunda. Misalnya, Jaminan Kesehatan Aceh (JKA), beasiswa anak yatim, beasiswa S2 dan S3 ke luar negeri, pemberdayaan badan dayah dan Bantuan Keuangan Peumakmu Gampong (BKPG).
“Sejak 2012 tidak pernah berjanji, tapi bukti yang telah saya berikan kepada Aceh,” ujar Irwandi yang disambut meriah massa yang hadir.
Gubernur Aceh periode 2007-2012 ini juga sempat menyinggung soal dana Rp650 miliar yang jadi isu politik selama setahun belakangan. Menurut dia, dana itu tak dinikmati oleh mantan kombatan, melainkan oleh tiga calon gubernur Aceh yang ikut bertarung di Pilkada 2017. “Tapi hanjeut ta sebut nan, melanggar aturan kampanye,” kelakar Irwandi.
Baca: Pilkada Aceh 2017, Mualem Vs Irwandi
Irwandi pun menyinggung adanya upaya intimidasi salah satu kandidat peserta Pilkada. Meski tak menyebut nama, tudingan itu diduga ditujukan kepada pasangan nomor urut 5, Muzakir Manaf–TA Khalid.
“Dipeugah nyoe awaknyan hana meunang Aceh akan karu lom, nyan bek sagai neupateh,” ujar Irwandi yang disambut sorak pendukungnya.
Di kubu pesaing, seakan tak mau kalah. Acara yang berlangsung di Lapangan Cot Batee Glungku, Kecamatan Pandrah, Bireuen, juga cukup meriah. Tak hanya adu massa dengan kapanye Irwandi, kampanye pasangan Muzakir Manaf– TA Khalid ini juga memperlihatkan adu dukungan ulama hingga tokoh nasional. Hal ini terlihat dari keberadaan Abu Kuta Krueng dan Abu Paya Pasi di atas pentas. Sementara dari tokoh nasional, hadir Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, anggota DPR RI Nasir Djamil dan Ahmad Farham Hamid.
Ketua Tim Pemenangan Muzakir Manaf-TA Khalid, Kamaruddin Abu Bakar meminta mantan kombatan kembali ke partai dan memenangkan Mualem-Khalid. Pasangan nomor urut 5 ini belakangan terkenal dengan jargon, woe bak set. Jargon ini berupa seruan mengajak anggota KPA/PA yang selama ini “membelot” ke kandidat lain untuk segera kembali ke barisan Partai Aceh.
Pria yang akrab disapa Abu Razak menyebutkan, saat ini pasangan yang disokong koalisi partai lokal dan Parnas telah mendapatkan 75 persen dukungan dari Parlemen Aceh. Selain diusung lima partai pemilik kursi di DPRA, yaitu Partai Aceh, PAN, PPP, Partai Bulan Bintang, PKS dan Gerindra, Muzakir Manaf-TA Khalid juga didukung Hanura dan PKPI.
Menurut dia, dukungan legislatif sangat dibutuhkan gubernur terlipih untuk memudahkan kerja eksekutif. “Partai-partai nasional hari ini dengan senang hati mendukug kita, yang laen pue preh lom!” seru Abu Razak.
Ia melanjutkan, “kalau tidak ada dukungan parlemen yang sahkan anggaran hana pu lumpoe (program-program pembangunan akan berjalan lancar).”
Sementara itu, Muzakir Manaf kembali menegaskan komitmennya memeperjuangkan MoU Helsinki. Menurut dia, hanya Partai Aceh yang bisa mendesak Pemerintah Pusat segera menyelesaikan persoalan ini.
“Partai Aceh sinambong perjuangan yang golom glah, MoU golom lheh. Mari sama-sama tapeuseuleuso, talake bak pusat. Nyo Partai Aceh yang jeut peuseleso,” janji Mualem.
Baca: Head to Head Irwandi Vs Mualem
Ia pun kembali mengumbar janji biila dirinya yang diusung Partai Aceh menang, banyak investor yang akan berinvestasi di Aceh. Masuknya investor diakuinya akan membuka lapangan kerja dan menekan angka pengangguran di Aceh.
Kampanye di dua lokasi ini tergolong sukses. Baik kampanye Irwandi–Nova maupun Mualem–Khalid disebut-sebut dihadiri puluhan ribu massa. Antusiasme pendukung dalam kampanye di hari terakhir ini menunjukkan kesiapan kedua pihak mengahadapi pencoblosan pada 15 Februari mendatang.
REKAM JEJAK
Baik Muzakir Manaf maupun Irwandi sebenarnya bukanlah orang baru. Keduanya punya rekam jejak yang akrab di telinga masyarakat. Nama pertama adalah mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) saat Aceh masih didera konflik dulu. Ia naik pangkat setelah wafatnya Teungku Abdullah Syafii. Sementara Irwandi adalah sipil di kalangan GAM. Pria dengan nama sandi Teungku Agam ini kemudian dikenal sebagai juru propaganda. Saat GAM berupaya berdamai dengan pemerintah Republik Indonesia, ia juga dipercaya sebagai salah satu perwakilan GAM di Aceh Monitoring Mission (AMM).
Belakangan, tensi kedua kandidat ini semakin memanas. Saling serang terjadi di atas panggung. Misalnya, dalam beberapa kesempatan Irwandi menyerang TA Khalid. Sempat diberitakan salah satu media, TA Khalid meminta masyarakat Aceh tak menyalahkan Aceh kembali berkonflik jika pasangan yang diusung Partai Aceh kalah dalam Pilkada. Namun, terkait isu ini TA Khalid sudah membantahnya di beberapa kesempatan. Ia berujar tak pernah mengungkapkan statmen tersebut. Menurut dia, itu salah satu kampanye hitam menyerang dirinya.
Sebelumnya, bentrok massa pendukung di lapangan juga sempat terjadi. Misalnya di Kembang Tanjong, Pidie, lalu di Kecamatan Langkahan Aceh Utara, Aceh Timur serta di kawasanTrumon Tengah dan Bakongan Timur.
Aksi saling lapor juga terjadi. Kuasa hukum tim Irwandi-Nova M Syafii Saragih melaporkan Muzakir Manaf. Pasalnya, dalam kampanye di Lapangan Keunire Pidie pada 17 Januari lalu, Mualem menuduh Irwandi saat menjabat gubernur menerima uang Rp 400 miliar untuk mantan kombatan namun dimakan sendiri oleh Irwandi.
Sementara tim Muzakir Manaf–TA Khalid juga sempat melaporkan kubu Irwandi–Nova berkaitan dengan aksi pengrusakan alat peraga kampanye (APK) milik pasangan yang diusung Partai Aceh (PA) di kawasan Trumon Tengah dan Bakongan Timur pada 12 Januari lalu.
KEUNGGULAN KANDIDAT
Menurut Peniliti Aceh Institute, Rizkika Lhena Darwin, Irwandi punya keunggulan dibanding beberapa kandidat lain. Figur Irwandi dinilai kuat karena selama menjabat gubernur punya beberapa program unggulan yang di terima di tengah masyarakat. Selama kampanye, program kerja yang pernah ia kerjakan dulu menjadi bahan “jualan” Irwandi.
“Dan ini menjadi tantangan kandidat lain yang belum menjabat (belum pernah berbuat),” tuturnya.
Sementara Muzakir Manaf, kata Rizkika punya keunggulan lain. Faktor mesin Partai Aceh sebagai penyokong utama pencalonan Mualem dinilai sangat berpengaruh untuk menang dalam Pilkada kali ini. “Mesin PA masih cukup efektif untuk pemenangan Mualem menduduki kursi Aceh 1,” tandasnya.[]
Belum ada komentar