Trumon Tengah Diterjang Banjir Bandang, 2 Rumah Rusak Berat

Camat Trumon Tengah bersama Petugas BPBD dan Satgas SAR sedang meninjau banjir.
Camat Trumon Tengah bersama Petugas BPBD dan Satgas SAR sedang meninjau banjir.

PM, TAPAKTUAN – Sebanyak 2 unit rumah penduduk rusak berat dan 92 lainnya tertimbun lumpur di Desa Krueng Bate, Kecamatan Trumon Tengah, Aceh Selatan, Aceh, akibat diterjang banjir bandang, Jumat (27/11/2015) sekira pukul 20.00 WIB, pasca kawasan itu diguyur hujan lebat.

Selain desa Krueng Batu, banjir juga merendam ratusan rumah penduduk setinggi 60 cm (setinggi lutut orang dewasa) di dua desa lainnya dalam Kecamatan Trumon Tengah yakni Desa Pulo Paya dan Gunung Kapur, namun kondisinya tidak separah seperti terjadi di Desa Krueng Bate.

Tidak ada korban jiwa dalam musibah banjir yang saban tahun terjadi ini, namun kerugian materil yang dialami warga serta Pemerintah daerah mencapai ratusan juta rupiah, sebab selain merusak dan lumpur menimbun rumah penduduk, banjir bandang juga menghantam fasilitas umum seperti jalan, jembatan, rumah ibadah (masjid), rumah sekolah, fasilitas bangunan kesehatan (Puskesmas) serta lahan perkebunan dan pertanian milik masyarakat.

Dari keterangan yang berhasil dihimpun Pikiran Merdeka, banjir bandang yang menerjang desa Krueng Bate tersebut disebabkan karena muara sungai desa setempat telah tersumbat dengan pohon-pohon kayu dan tanah, akibatnya muara sungai tersebut telah beralih kearah jalur lain, sehingga arus banjir secara otomatis menghantam pemukiman penduduk.

Ketua Satgas SAR Aceh Selatan, Mayfendri, yang dihubungi wartawan dari Tapaktuan, Sabtu (28/11/2015) mengatakan, pasca menerima laporan terjadinya musibah banjir bandang tersebut pihaknya pada Jumat (27/11/2015) malam langsung meluncur ke lokasi untuk memberikan bantuan tanggap darurat kepada warga korban.

“Pada Jumat malam, puluhan warga korban banjir bandang sempat kami ungsikan sementara ke lokasi dataran tinggi untuk menghindari jatuhnya korban jiwa. Upaya penanganan darurat berlanjut sampai Sabtu pagi dengan cara memotong pohon-pohon kayu yang menimpa rumah penduduk termasuk memberikan bantuan untuk pembersihan rumah korban banjir yang tertimbun lumpur,” kata Mayfendri.

Dalam musibah tersebut, ujarnya, arus banjir yang deras bercampur lumpur juga turut serta menghanyutkan pohon-pohon kayu bulat ukuran besar, sehingga mengakibatkan rumah penduduk rusak berat.

“Satu unit rumah penduduk yang rusak berat akibat tertimpa pohon kayu milik Kamarudin (70) sedangkan satu unit lagi milik Jaiton (50) seorang janda, juga rusak berat akibat di hantam arus banjir. Sedangkan lainnya hanya tertimbun lumpur,” sebutnya.

Camat Trumon Tengah, Abdul Munir, mengatakan, selain rumah penduduk musibah banjir bandang itu juga merusak fasilitas air bersih (pipa) yang mengaliri kebutuhan air untuk seluruh warga dalam Kecamatan tersebut.

Akibatnya, saat ini persoalan krisis air bersih tidak hanya di alami oleh warga korban banjir di Desa Krueng Bate, tapi secara keseluruhan juga dialami oleh seluruh warga dalam Kecamatan Trumon Tengah karena fasilitas air bersih yang rusak tersebut merupakan sumber air utama yang dikonsumsi oleh masyarakat selama ini,” papar Abdul Munir.

Pada Sabtu pagi, lanjut Abdul Munir, banjir sudah mulai surut sehingga warga korban banjir dibantu petugas Satgas SAR dan BPBD langsung melakukan pembersihan rumah yang tertimbun lumpur termasuk fasilitas umum seperti masjid, badan jalan, rumah sekolah dan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas.

“Untuk memindahkan pohon kayu yang menimpa rumah penduduk, petugas dilapangan mengalami kendala karena tidak tersedia peralatan (chinsaw) untuk memotong pohon kayu, termasuk alat berat (beco) untuk memindahkan pohon kayu yang menimbun sungai serta untuk pengerukan kembali muara sungai seperti semula sehingga tidak mengancam lagi pemukiman penduduk, langkah penanganan ini penting harus direspon segera oleh Pemkab Aceh Selatan, sebab jika kawasan ini kembali diguyur hujan lebat maka pemukiman penduduk sangat berpotensi kembali diterjang banjir,” ujarnya.

Ketua DPRK Aceh Selatan, T Zulhelmi, yang mengaku telah turun langsung ke lokasi menyebutkan, terkait kebutuhan alat berat (beco), pihaknya telah meminta bantuan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk pembersihan pohon kayu dibawa arus banjir bandang serta pengerukan kembali muara sungai Desa Krueng Bate seperti semula sehingga arus banjir tidak lagi menerjang pemukiman penduduk.

“Kebutuhan mendesak yang sangat di perlukan warga korban banjir bandang saat ini adalah pasokan air bersih, karena pipa yang selama ini menyuplai air bersih sudah putus total diterjang banjir sementara rumah warga di Desa Krueng Bate mayoritasnya tidak tersedia sumur,” kata T Zulhelmi.

Legislator dari Partai Aceh ini menambahkan, selain pasokan air bersih warga korban banjir bandang di Desa Krueng Bate juga sangat membutuhkan bantuan masa panic seperti sembako dan pakaian khususnya untuk menunjang aktivitas belajar murid sekolah.

“Musibah banjir bandang ini tergolong parah, karena banjir selain bercampur lumpur juga turut serta menghanyutkan pohon – pohon kayu gelondongan ukuran besar. Langkah penanganan baik dalam bentuk tanggap darurat maupun permanen harus segera dilakukan oleh pihak-pihak terkait,” harapnya.

Kadis Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Aceh Selatan, H Halimuddin mengatakan, menindaklanjuti bencana banjir bandang di Desa Krueng Bate, Trumon Tengah, pihaknya telah menurunkan petugas kelapangan untuk melakukan pendataan warga korban dan pengecekan infrastruktur yang rusak.

“Kami juga telah mengirimkan bantuan masa panik untuk warga korban banjir bandang pada Sabtu pagi,” ujarnya yang mengaku sedang berada di lokasi musibah banjir.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Aceh Selatan, Erwiandi menyatakan, untuk membantu warga korban banjir bandang di Desa Krueng Bate, pihaknya telah menerjunkan puluhan petugas termasuk mobil dapur lapangan, truck, mobil dauble cabin serta mesin chinsaw untuk mempercepat pembersihan pohon kayu yang menimpa rumah penduduk.

Pihaknya, sambung Erwiandi, juga telah mengerahkan beberapa armada mobil pemadam kebakaran ke Desa Krueng Bate Kecamatan Trumon Tengah. Mobil pemadam kebakaran itu, kata dia, selain mengangkut air bersih dari Tapaktuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi air bersih bagi warga korban banjir di Desa tersebut, juga berfungsi untuk membersihkan lumpur yang menimbun rumah penduduk serta fasilitas umum lainnya.

“Sedangkan untuk kebutuhan alat berat (beco), menurut keterangan Ketua DPRK Aceh Selatan T Zulhelmi, langsung ditangani olehnya hanya saja pihak kami tinggal menyediakan biaya minyak (BBM) dan uang untuk operator beco. Sehingga terkait alat berat tidak ada masalah lagi karena hari ini juga langsung bergerak ke lokasi, kami berharap upaya penanganan cepat tuntas sehingga jika wilayah itu kembali dilanda hujan lebat arus banjir bisa mengalir secara normal tidak lagi menerjang pemukiman penduduk karena muara sungai sudah di keruk (normalisasi) serta sudah di luruskan,” ucap Erwiandi, seraya menyatakan, terkait krisis air bersih yang dialami warga korban banjir bandang di Kecamatan Trumon Tengah, tidak hanya menjadi tanggungjawab pihaknya tapi hendaknya juga melibatkan instansi terkait lainnya dijajaran Pemkab Aceh Selatan seperti PDAM Tirta Naga dan Dinas Bina Marga Cipta Karya serta Dinas Sumber Daya Air. [PM006]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Banjir Bireuen
Pengguna jalan terpaksa ekstra hati-hati melintasi jalan negara, tepatnya di depan SPBU Reulet dan depan RS Malahayati Bireuen. Luapan air itu menutupi badan jalan.(Pikiran Merdeka/Joniful Bahri)

BNPB Imbau Masyarakat Waspada Banjir dan Longsor

Bupati Minta Nama Rawa Singkil Diganti Rawa Trumon
PEMAPARAN BUPATI Aceh Selatan HT Sama Indra SH sedang memberikan pemaparan dihadapan peserta sosialisasi batas kawasan hutan di aula Diklat BKPP Tapaktuan, Kamis (27/8). Foto: Hendrik Meukek

Bupati Minta Nama Rawa Singkil Diganti Rawa Trumon