PM, Banda Aceh – Dalam rangka meningkatkan literasi, Perpustakaan Nasional dan Duta Baca Indonesia menyelenggarakan kegiatan bincang-bincang dengan tema membaca itu sehat, menulis itu hebat, yang berlangsung di Aula Perpustakaan Aceh.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Aceh, Edi Yandra mengatakan, budaya literasi menjadi salah satu indikator dalam membangun revolusi mental kebudayaan.
Budaya literasi akan mewujudkan masyarakat yang berpengetahuan, inovatif dan kreatif. Budaya literasi harus diawali dengan pemahaman tentang definisi literasi yaitu kedalaman pengetahuan seseorang terhadap subjek keilmuan yang bersumber dari bacaan atau akses informasi.
“Membaca merupakan sebuah kegiatan meresepsi, menginterpretasi serta menganalisa yang dilakukan oleh pembaca untuk mendapatkan pesan yang disampaikan oleh seorang penulis dalam media tulisan. Membaca memiliki peran yang sangat vital dalam menyumbang generasi-generasi emas pembawa kemajuan, yang dapat meningkatkan kecerdasan pengetahuan,” ujarnya, dari keterangan tertulis, Senin (7/10/2024).
Ia menambahkan membaca salah satu cara terbaik untuk bisa mengoptimalkan keterampilan menulis, dengan membaca dan mempelajari karya penulis yang hebat, juga artikel-artikel.
“Untuk dapat menumbuhkan minat budaya baca dan literasi yang bagus, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh mendirikan perpustakaan yang nyaman, menarik dan berkonsep modern yang saat ini kami namakan Mal Baca,” ujarnya.
Di samping itu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh melakukan beberapa kegiatan seperti berkolaborasi dengan Perpustakaan Nasional untuk meningkatkan minat dan budaya baca/menulis di lingkungan masyarakat. Salah satu kegiatannya adalah kegiatan talkshow duta baca Indonesia dan praktik kepenulisan.
Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional yang diwakili Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional, Abdullah mengatakan, kegiatan hari ini adalah bagian dari agenda besar Gerakan Indonesia Membaca yang dicanangkan pada 7 Februari lalu.
Gerakan yang dipenuhi dengan berbagai kegiatan diantaranya sepekan 1 buku, sayembara penulisan naskah daerah, kegiatan membaca nyaring (read aloud), duta baca berdaya dengan buku dan festival literasi yang telah dan akan dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia.
“Upaya mencerdaskan anak bangsa yang dapat dilakukan adalah meningkatkan produk intelektual berupa bahan bacaan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Indonesia masih menghadapi isu ketercukupan koleksi dan akses bahan bacaan yang belum merata. Isu tersebut merupakan tanggung jawab bersama, oleh karena itu pemerintah pusat, pemerintah daerah, mitra, dan masyarakat sudah saatnya saling bersinergi dan berkolaborasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” ujarnya.
Belum ada komentar