PM, Washington – TikTok, yang sempat diblokir di Amerika Serikat pada Sabtu (18/1) malam waktu setempat, kembali dapat diakses menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS terpilih pada Senin (20/1). Langkah ini diambil setelah Trump mengumumkan rencana untuk menunda penerapan undang-undang yang melarang aplikasi tersebut.
“Terima kasih atas kesabaran dan dukungan Anda. Sebagai hasil dari upaya Presiden Trump, TikTok kembali hadir di AS!” demikian isi pemberitahuan yang diterima pengguna aplikasi tersebut pada Minggu (19/1), seperti dilaporkan CNN Internasional.
Sebelumnya, undang-undang yang melarang TikTok mulai berlaku pada Sabtu (18/1), dengan alasan keamanan nasional. Pengguna TikTok di AS tidak dapat mengakses aplikasi, dan platform tersebut juga dihapus dari toko aplikasi Apple Store dan Google Play. Aplikasi lain yang dimiliki oleh ByteDance, seperti Lemon8 dan CapCut, turut diblokir.
“Undang-undang yang melarang TikTok telah diberlakukan di Amerika. Sayangnya, itu berarti Anda tidak dapat menggunakan TikTok untuk saat ini,” demikian isi pemberitahuan yang muncul saat pengguna mencoba mengakses aplikasi pada Sabtu malam.
Namun, pada Minggu (19/1), Presiden terpilih Donald Trump mengumumkan rencana mengeluarkan perintah eksekutif setelah pelantikannya untuk menunda penerapan larangan tersebut selama 90 hari. Hanya dalam hitungan jam setelah pengumuman itu, akses ke TikTok mulai pulih, memberikan harapan kepada sekitar 170 juta pengguna aktif aplikasi tersebut di Amerika Serikat.
Kabar Baik untuk Pengguna
Pemulihan akses TikTok ini menjadi kabar baik bagi pengguna di AS, yang memanfaatkan platform ini untuk berbagai kebutuhan, mulai dari hiburan hingga mencari nafkah. CEO TikTok, Shou Chew, menyatakan terima kasih atas dukungan Presiden Trump dalam mencari solusi jangka panjang untuk platform tersebut.
“Trump benar-benar memahami nilai TikTok bagi masyarakat Amerika,” ujar Shou Chew, yang juga menghadiri kampanye kemenangan “Make America Great Again Victory Rally” Trump di Washington, DC, pada Minggu malam. Ia juga dijadwalkan menghadiri pelantikan Trump di Rotunda Gedung Capitol pada Senin.
Solusi Jangka Panjang Ditunggu
Undang-undang yang mengatur larangan TikTok mencakup ketentuan bahwa aplikasi ini hanya dapat tetap beroperasi jika ByteDance, perusahaan induknya yang berbasis di China, mendivestasi kepemilikannya kepada pembeli non-China. Hingga kini, ByteDance masih menolak melakukan divestasi, menambah ketidakpastian bagi masa depan aplikasi ini.
Dalam pernyataannya, Trump mengatakan akan mempertimbangkan penundaan larangan selama 90 hari untuk memberikan waktu lebih bagi negosiasi antara TikTok dan pemerintah AS. Keputusan akhir tentang nasib aplikasi ini akan menjadi salah satu isu penting dalam masa awal pemerintahan Trump.
Akses ke TikTok kembali tersedia pada Minggu sore (19/1), menyusul perintah dari tim transisi Trump untuk menunda pelarangan. Sementara itu, perusahaan teknologi seperti Apple, Google, dan Oracle, yang sebelumnya diwajibkan menegakkan larangan, kini telah mencabut pembatasan mereka terhadap aplikasi tersebut.
Belum ada komentar