Tiga Kecamatan Dilanda Banjir

Banjir di Hagu
Ruas jalan di Gampong Hagu Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara terendam banjir, Kamis (19/4) akibat meluapnya Krueng Pirak.(Pikiran Merdeka/Saifullah)
Banjir di Hagu
Ruas jalan di Gampong Hagu Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara terendam banjir, Kamis (19/4) akibat meluapnya Krueng Pirak.(Pikiran Merdeka/Saifullah)

Lhoksukon–Akibat meluapnya Krueng Keureto, tiga kecamatan di Aceh Utara dilanda banjir, Kamis (19/4) pagi. Puluhan desa dan beberapa ruas jalan terendam.

Ketinggian air bervariasi antara 50 centimeter hingga dua meter. Sejauh ini belum ada warga yang mengungsi. Tiga kecamatan yang dilanda banjir masing-masing, Kecamatan Pirak Timu, banjir melanda Gampong Tanjong Serkuy, Meunasah Krueng, Rayek Pange, Pange, Bungong, Gelumpang, Hasan Krung Kreh.

Di Kecamatan Matangkuli meliputi Gampong Hagu, Meuria, Alue Thoe, Lawang, Tempok Barat dan Desa Tanjong. Terdapat beberapa ruas jalan yang tergenang yakni di Jalan Chik Paya Bakong Gampong Hagu, lintasan jalan Gampong Lawang, dan lintasan Gampong Alue Thoe. Sementara di Kecamatan Lhoksukon, banjir menggenangi kawasan komplek pasar ikan dan beberapa rumah warga di Kampung Baru dan Gampong Dayah.

Kepala Dusun Makmur Gampong Hagu, M Jamil kepada Pikiran Merdeka menyebutkan ketinggian air di desanya sekitar satu meter.  Sementara di lintasan jembatan Keude Cebrek ketinggian air mencapai 2 meter. “Air mulai naik ke desa sejak pukul 06.30 WIB. Sejauh ini ketinggian air masih bertahan, namun jika hujan di kawasan pegunungan Bener Meriah, air akan terus bertambah,” kata Ismail, 55, warga Desa Meuria.

M Jamil dan Ismail berharap, kepada Pemda Aceh Utara agar segera melakukan normalisasi sungai, guna penanggulangan banjir akhir tahun nanti.  “Jika membangun tanggul sungai membutuhkan anggaran besar, maka kita rasa normalisasi sungai bisa menjadi langkah tepat. Setidaknya saat banjir melanda, air bisa cepat surut dari desa, mengingat saat ini sungat mulai menyempit,” harapnya.

Hal yang sama juga disampaikan T Nailul Amani, 29, warga Gampong Parang Sikureung. Menurutnya, air mulai masuk ke pemukiman warga sejak pukul 04.00 Wib pagi karena meluapnya Krueng Pirak. “Sungai juga sudah dangkal karena longsoran tebing. Kalau tidak segera dikeruk maka setiap hujan lebat air sungai akan terus meluap,” katanya.

Nurdin Keuchik Matang Tengoh Kecamatan Lhoksukon, mengungkapkan, banjir merembes ke rumah warga disebabkan tanggul Krueng Keuretoe di kawan KM VII di Gampong Dayah jebol.

Sementara Camat Matangkuli, Syarifuddin mengatakan, pihaknya sudah berulang kali menyampaikan masalah pelebaran sungai ke dinas terkait agar sungai itu dinormalisasi. “Kami sudah puluhan kali menyampaikan masalah pelebaran sungai, membuat tanggul dan waduk, tapi belum ada respon apapun,” jelasnya.

Pantauan Pikiran Merdeka, sejak pagi sampai siang, banjir terparah terjadi di Gampong Hagu dan Alue Tho. Secara keseluruhan luapan air Krueng Pirak meliputi tiga kecamatan yakni Kecamatan Matang Kuli, Pirak Timu, dan Lhoksukon. Di Kecamatan Matangkuli banjir melanda Gampong Lawang, Alue Entok, Tumpok Barat, Hagu, Meuria, Lawang, Parang Sikureueng, Tanjong Tgk Ali, Tanjong Abah krueng,  Alue Tho, dan Gampong Siren.

Sementara di Kecamatan Pirak Timu desa yang tergenang adalah Gampong Tanjung Serekui, Rayeuk Pange, Krueng Pirak, Leupe, Alue Bungkoh, dan Matang Glumpang. Sedangkan di kecamatan  Lhoksukon banjir merendam puluhan rumah di  Gampong Teungoh, Babah Geudubang,  Dayah, dan beberapa desa lainnya.[pm/cid/csf]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait