PM, Simeulue – Satia Jessi William, 6, bocah blasteran Amerika dan Indonesia menjadi korban kecelakaan bus polisi milik Polres Simeulue di Jalan lintas Sinabang-Salur, tepatnya di tikungan jalan Desa Leubang, Kecamatan Teupah Barat, Selasa (01/04/2014) sekira pukul 11.30 WIB.
Peristiwa naas itu menimpa Jessi saat becak motor yang ditumpanginya bertabrakan dengan bus polisi dengan Nopol 2005-40 yang mengangkut puluhan polisi yang hendak mengamankan kampanye Golkar di Kecamatan Simeulue Tengah. Jessi terpelanting ke jalan dan mengalami luka kritis.
Jessi yang masih berseragam TK dan pengendara becak Asrian, 18, dilarikan ke Puskesmas Salur di Kecamatan Teupah Barat. Tidak lama kemudian, kedua korban itu dirujuk ke rumah sakit setempat di Kota Sinabang.
Putra pertama pasangan Scoot Grady William asal California, Amerika dan Rina Purwati asal Jawa Tengah ini mengalami luka parah. Tulang tengkorak kepala sebelah kiri patah dan dua tulang paha kakinya patah.
Hasil diagnosa rumah sakit, Jessi mengalami penurunan tingkat kesadaran atau Glasgow Scala Coma (GCS) akibat patah tulang di bagian kepala tersebut.
“Pasien harus segera dirujuk ke rumah sakit luar daerah untuk dioperasi. RS kita keterbatasan fasilitas seperti CT Scan dan peralatan lain,” kata dr. Aslinudin, Sp.B, “Kondisi pasien mengalami patah tulang tengkorak dan dua tulang paha kaki.”
Sedangkan Asrian tidak mendapat perawatan serius karena hanya mengalami luka ringan dan hari itu juga telah disuruh pulang pihak rumah sakit.
Kasat Lantas Polres Simeulue, Salmidin mengatakan becak motor yang dikendarai Asrian dengan penumpang anak kecil itu melaju dengan kecepatan tinggi. Sehingga, saat berpapasan dengan bus di tikungan jalan Desa Leubang Hilir, becak tersebut kehilangan kendali dan menyenggol badan bus.
“Ini bukan membenarkan polisi tapi keterangan saksi-saksi di lokasi kejadian. Becak itu terlalu ke tengah jalan. Kami menyatakan polisinya benar, karena kronologis itu berdasarkan keterangan saksi-saksi,” kata Kasatlantas.
Kontras dengan keterangan Salmidin, Asrian mengaku mengendarai becak motonya tidak berkecepatan tinggi, yakni berkisar 30-40 kilometer perjam. Sebaliknya, becak yang dikendarainya tersenggol bis sehingga Jessi bersamanya terpental ke jalan.
“Becak saya lambat, buktinya saya masih sempat bertegur sapa dengan pengendara becak lain sebelum tabrakan,” jelas Asrian.
Sementara Kapolres Simeulue AKBP Supriadi mengaku telah menyantuni dan membantu keluarga korban, terutama mengupayakan transportasi korban untuk diberangkatkan ke Medan, Sumatra Utara.
“Tidak melihat siapa yang benar dan siapa yang salah, karena ini polisi maka saya prihatin paling tidak meringankan beban dengan cara menyantuni dan jasa raharja akan menjadi kewajiban kita,” ujar Supriadi.
Sementara Jessi telah diberangkatkan ke Medan pada Rabu (2/4/2014) sekira pukul 08.00 WIB dengan penerbangan Susi Air untuk mendapatkan penanganan medis serius. [Saptian Antoni]
Belum ada komentar