Ternyata Bandeng Tampa Duri Menu Favorit Luar Negeri

Proses Membuang Duri Bandeng. Foto Joniful Bahri
Proses Membuang Duri Bandeng. Foto Joniful Bahri

Lahirnya produk ikan bandeng tandu  di Pante Paku, Jangka, Bireuen, telah mendorong peningkatan potensi ekonomi warga setempat yang umumnya bermatapencaharian sebagai nelayan atau penambak ikan.

Hasil penelusuran Pikiran Merdeka dari berbagai sumber terpercaya, ternyata daging bandeng tanpa duri menjadi bahan baku untuk menu favorit di luar negeri.

Ikan bandeng (Latin, Chanoschanos atau Inggris, Milkfish), salah satu jenis ikan pangan di Asia Tenggara yang mengandung rasa spesifik.

Menurut penelitian Balai Pengembangan dan Penelitian Mutu Perikanan (1996), kandungan omega-3 bandeng sebesar 14.2% melebihi kandungan omega-3 pada ikan salmon (2.6%), ikan tuna (0.2%) dan ikan sardines/mackerel (3.9%).

Dengan kandungan protein yang tinggi (20.38%) menjadikan bandeng salah satu sumber pangan yang sangat bergizi. Hanya saja, banyaknya tulang dan duri dalam dagingnya, akan berisiko tinggi bila dikonsumsi anak-anak.

Susunan duri pada bandeng kurang lebih sebagai berikut:

Pada bagian punggung, ada 42 pasang duri bercabang yang menempel di dalam daging dekat permukaan kulit luar. Bagian tengah ada 12 pasang duri pendek. Pada rongga perut ada 15 pasang duri pendek. Bagian perut dekat ekor ada 12 pasang duri.

Olahan bandeng agar mudah dan aman dikonsumsi oleh segala usia adalah masakan bandeng tanpa duri. Pengolahan bandeng tandu ini menjadi solusi alternatif. Pengolahan ikan bandeng tandu ini memerlukan ketelitian. Juga pengetahuan letak duri pada ikan dan jumlah duri pada setiap ruas daging, serta pengetahuan soal rantai dingin karena kesegaran ikan sangat diutamakan.

Produk ikan bandeng memiliki prospek yang bagus. Pesanan terus mengalir untuk menyuplai supermarket di Jakarta dan sekitarnya bahkan diekspor ke Amerika Serikat.

Di Indonesia, bandeng tandu pertama kali muncul di Semarang, saat ia sudah sangat terkenal di luar negeri terutama di Eropa dan Amerika Serikat, yang mengimpor dari Philipina dan Thailand.[]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait