Terkait Penangkapan 4,5 Ton Beras Bantuan Bencana, Ini Penjelasan Kepala BPBD Pijay

Kapolsek Meureudu memperlihatkan truk yang mengangkut beras sebanyak 4,5 ton dari gudang BPBD Pidie Jaya.(Pikiranmerdeka.co/Nurzahri)
Kapolsek Meureudu memperlihatkan truk yang mengangkut beras sebanyak 4,5 ton dari gudang BPBD Pidie Jaya.(Pikiranmerdeka.co/Nurzahri)

PM, Banda Aceh – Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pidie Jaya, M Nasir, membenarkan penangkapan 4.5 ton beras bantuan bencana oleh petugas Kepolisian Polsek Meureudu, pada Sabtu (19/1) malam kemarin.

“Ia benar ada penangkapan beras bantuan bencana yang dibawa dari gudang BPBD. Itu beras bantuan bencana banjir bukan bantuan gempa,” kata M Nasir, kepada pikiranmerdeka.co, Senin (22/1) malam, saat dihubungi via selularnya.

Terkait: Polsek Meureudu Gagalkan Upaya Penggelapan 4,5 Ton Beras Bantuan Bencana

M Nasir mengaku, dirinya tidak mengetahui ihkwal dikeluarkannya 4,5 ton beras dari dalam gudang BPBD Pidie Jaya pada malam tersebut oleh Kabid atau kepala gudang Mansur. S.Sos.

Namun demikian, Nasir mengaku beberapa hari sebelumnya Kepala Gudang BPBD bernama Mansur, pernah membahas masalah keberadaan beras tersebut dengan dirinya.

Karena telah lama disimpan di gudang, mereka mengkhawatirkan beras tersebut akan busuk saat dibagikan. Sehingga, pihaknya berencana untuk metitipkan/dihargakan ke toko atau kilang padi dan akan diambil saat dibutuhkan.

“Karena sudah satu bulan lebih di gudang, untuk menghadiri jangan busuk disaat dibagikan nanti maka dititipkan/dihargakan dan akan diambil saat dibutuhkan,” terangnya.

Hanya saja, kata dia, Kabid yang membidangi kurang koordinasi dengan dirinya dan tidak memberitahukan kepada dirinya saat ingin mengeluarkan beras bantuan bencana itu.

“Padahal tujuannya baik untuk menghindari kebusukan beras. Cuma kurang koordinasi dengan saya. Seharusnya saat dikeluarkan diberitahukan kepada saya dan harus sepengetahuan saya, agar ada surat atau dokumen,” terangnya.

“Kalau untuk digelapkan sangat mustahil, karena dia harus mempertanggung jawabkan berapa jumlah yang masuk dan berapa yang sudah disalurkan lengkap dengan berita acara serah terima barang (tanda tangan Geuchik). Ini murni untuk menjaga mutu beras saat dibagi supaya bagus,” timpalnya.

Lebih lanjut dikatakan, beras tersebut merupakan sisa dari bantuan banjir yang melanda Pidie Jaya akhir tahun 2017 lalu.

“Itu beras bantuan BPBA sejumlah 6.750 Kg ditambah dengan beras pengadaan BPBD Pidie Jaya 15.705 Kg. Sudah kita salurkan sejumlah 18.205 Kg sesuai kebetuhan di 3 kecamatan yaitu Bandar Dua, Jangka Buya dan Ulim,” terangnya.

Sedangkan sisanya sejumlah 4.500 Kg, kata dia, merupakan stok di BPBD dan akan disalurkan disaat bencana terjadi.

“Saat ini kan tidak ada bencana, makanya tidak dibagikan. Nah untuk menghindari busuk saat dibagikan jika ada bencana, maka kita titipkan di kilang padi dan toko. Menurut pengakuan Kabid beberapa waktu lalu, di Pidie Jaya tidak ada yang bersedia menampung makanya dibawa ke wilayah Bireuen,” pungkasnya.()

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait