Wisata Sehat di Pemandian Ie Seuum Aceh Besar

Wisata Sehat di Pemandian Ie Seuum Aceh Besar
Wisata Sehat di Pemandian Ie Seuum Aceh Besar
Kolam pemandian laki-laki. (Foto Hidayatullah RA)
Kolam pemandian laki-laki. (Foto Hidayatullah RA)

Aceh Besar – Beraktivitas setiap hari kadang membuat tubuh terasa kaku dan lelah. Alam terbuka dengan permandangan sejuk bisa dijadikan sebagai obat. Seperti di permandian Ie Seuum, Krueng Raya, Aceh Besar.

Sesuai dengan namanya, di sini memang terdapat air panas yang keluar dari celah gunung. Menurut warga setempat, gunung tersebut merupakan gunung api yang aktif. Dari dulu, ie seuum atau air panas memang sudah terdapat di desa ini. Makanya desa tersebut dinamakan Desa Ie Seuum.

Berjarak sekitar 35 km dari pusat kota Banda Aceh, tempat wisata unik tersebut mengundang pengunjung ramai-ramai berdatangan. Tak hanya dari dalam daerah, turis mancanegara pun turut meramaikan objek wisata permandian air panas itu.

Menuju ke Desa Ie Seuum dari Krung Raya, jalan berliku dan berbukit menyambut kita. Dari atas ketinggian, kita dapat melihat permandangan pelabuhan Malahayati yang sibuk dengan bongkar muat. Kapal-kapal besar terlihat berlayar di lautan lepas. Jika cuaca cerah, dari atas sana kita juga bisa memandang Pulau Sabang yang menawan.

Berjalan sekitar 2 km dari Krueng Raya, kita akan bertemu dengan pemukiman warga. Dengan mengikuti petunjuk arah jalan, kita akan melewati gerbang masuk ke Ie Seuum. Di pintu gerbang dijaga oleh beberapa orang warga. Kita bisa memperoleh informasi dan petunjuk dari mereka. Untuk memasuki kawasan Ie Seuum, kita cukup membayar Rp3.000 per orang. Kadang-kadang untuk dua orang hanya membayar Rp5.000 saja.

Air panas mengalir di kaki gunung. (Foto Hidayatullah RA)
Air panas mengalir di kaki gunung. (Foto Hidayatullah RA)

Saat memasuki kawasan Ie Seuum, kita disambut sederet toko kosong yang belum terpakai. Jambo atau gerai warga yang berjualan berdiri dengan rapi di kanan dan kiri komplek wisata tersebut. Dari kejauhan, kepulan asam memutih di udara. Sluncuran tempat bermain anak-anak ditempatkan dengan rapi di samping kolam permandian Ie Seum. Air mancur menghiasi pusat komplek wisata ini.

Dari bundaran air mancur, kita dapat menyaksikan permandangan air panas yang mengalir disela-sela bebatuan. Di sisi sebelah selatan, ada saluran berukuran 1 meter yang mengaliri air panas ke kolam permandian. Namun, ketika air masuk ke kolam permandian, suhu air berkurang panas, maka sangat baik untuk terapi.

Menurut Yusli (23), penjaga dan perawat objek wisata Ie Seuum, permandian ini sering digunakan oleh pengunjung untuk terapi. Banyak warga dari dalam dan luar daerah yang menggunakan cara pengobatan tradisional tersebut. “Banyak warga yang mengobati penyakit lumpuh di sini. Mereka datang tiga sampai tujuh kali berturut-turut untuk mandi dan merendam kaki di kolam ini,” jelasnya.

Namun, untuk memasuki kolam permandian, kita dikenakan tiket masuk Rp5.000 per orang. Untuk anak-anak cukup membayar Rp3.000.

Di tempat permandian juga disediakan ban sebagai pelampung bagi pengunjung yang tak terlalau mahir berenang. Untuk para lelaki, juga disediakan celana ganti bagi yang tidak membawa persiapan dari rumah.

Awal Januari 2014, pemandian Ie Seum itu dikelola warga Montasik Rusdi (50). Menurut Yusli, untuk mengontrak tempat pemandian, Rusli mengeluarkan biaya sebesar Rp67 juta rupiah. Rp35 juta untuk Pemda dan Rp32 juta kas Gampong Ie Seum.

Rusdi berniat ingin membangun tempat wisata ini layaknya tempat-tempat wisata di tempat lain. Dengan hasil tiket masuk, Rusdi dapat menambah pembangunan komplek. “Sejak awal 2014 ini, sudah beberapa jambo yang kami bangun, walaupun dengan atap daun dan tiang kayu bulat, namun layak digunakan pengunjung untuk istirahat,” kata Rusdi, Selasa (21/1/2014).

Objek wisata Ie Seum dibuka setiap hari, mulai dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 18.00 sore. Kadang-kadang banyak juga digunakan oleh mahasiswa dan komunitas untuk berkemah.

Objek wisata yang dibangun dengan anggaran daerah pada 2008 ini memiliki tiga kolam permandian. Kolam untuk laki-laki dan perempuan dikelilingi dengan pagar beton dengan tinggi lebih kurang dua meter. Sedangkan untuk anak-anak, tempat permandiannya terbuka dan dipisahkan dengan kolam orang dewasa.

“Pada 2008 hanya dibangun 2 kolam untuk orang dewasa. Tidak ada kolam khusus untuk anak-anak. Namun tahun selanjutnya baru dibangun kolam khusus untuk anak-anak di luar perkarangan kolam orang dewasa,” kata Yusli.

Di area pusat keluarnya air panas tersebut, kita bisa merasakan panas air yang sesungguhnya. Air keluar dari tiga lubang seukuran drum. Panasnya hampir sama dengan panas air saat membuat kopi, kira-kira 80 derajat. Kita dapat membawa telur dan merebusnya di sini. Jika kita merebusnya tepat di sumber mata airnya, dalam waktu sepuluh hingga lima belas menit, telur rebus siap disantap. [Hidayatullah RA]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait