PM, Aceh Utara – Puluhan warga Paya Bakong, Aceh Utara, Kamis (19/10) siang tadi, mendatangi Kantor Badan Pertanahan Negara (BPN) setempat, untuk menanyakan masalah ganti rugi lahan mereka seluas 80,6 Ha yang terkena areal pembangunan waduk Kreung Kerto.
Perwakilan warga Paya Bakong, M Yahya, kepada wartawan mengatakan, sampai saat ini warga yang tanahnya terkena pembangunan waduk belum menerima ganti rugi atas lahan mereka.
“Tujuan kita kemari untuk menanyakan status ganti rugi terhadap lahan kita,” ujar M Yahya.
Namun, kata M Yahya, warga kecewa karena kedatangan mereka tidak mendapat penjelasan dari BPN Aceh Utara. Pasalnya, Kepala BPN setempat dikabarkan sedang berada di Banda aceh untuk mengikuti rapat.
“Kami sangat kecewa dengan BPN Aceh Utara, jauh kami datang dari Paya Bakong ingin mendapat penjelasan dari BPN Aceh utara kenapa lahan kami di masukkan dalam areal HGU PT Setya Agung, padahal lahan kami jauh dari patok batas HGU PT Setya Agung,” tutur Yahya di kantor BPN Aceh Utara.
Selain itu, warga juga meminta agar BPN tidak melakukan pengukuran terhadap lahan lainnya sebelum lahan mereka diselesaikan pembayarannya terlebih dahulu.
“Kami minta agar BPN stop dulu mengukur lahan yang lain sebelum lahan kami dibayar, jangan sampai terjadi konflik di lapangan nantinya” tutup Yahya.
Ketua YARA Aceh Utara, Farah Nurjannah, meminta kepada semua pihak terutama Bupati Aceh Utara agar segera menyelesaikan permasalahan pembayaran lahan warga.
“Jangan sampai karena masalah lahan akhirnya pembangunan terhenti, ini akan sangat menganggu pembangunan di Aceh Utara jika Bupati tidak responsif terhadap tuntutan warganya,” pintanya.()
Belum ada komentar