PM, Gayo Lues – Warga Lesten, Kecamatan Pining, Gayo Lues berkayakinan pada 2016 mendatang akan merdeka. Kemerdekaan dimaksudkan warga karena pemerintah akan membangun jalan kubangan menjadi kerikil pasir.
Ali Yusni Sahri, Konsultan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Gayo Lues mengatakan masyarakat Desa Besten mengaku hingga kini belum merdeka. Akses jalan ke desa mereka hingga kini belum bisa dilintasi kendaraan roda empat.
“Alasan masyarakat karena kehidupan belum layak dan jalan belum bisa dilintasi kendaraan roda empat dan roda dua. Padahal masyarakat lain sudah moderen, tapi jalan menuju desa mereka masih belum bagus,” kata Ali yang mengaku sudah mengunjungi Desa Lesten untuk survey pembangunan mess guru Lesten di Blangkejeren, Sabtu (14/11).
Untuk menempuh Desa Lesten, kata Ali, saat ini ada transportasi yang tidak ada di daerah manapun. Nama kendaraan itu adalah Jonder yang biasa diperuntukkan warga Indonesia sebagai alat penyangkol perkebunan.
“Kami berangkat pada hari Rabu dan pulangnya hari Minggu kemarin, itupun jalannya sangat memprihatinkan. Terlebih di musim hujan ini sangat sering Jonder yang kami tumpangi masuk lumpur di tengah hutan,” jelasnya.
Menurutnya panjang jalan dari Kecamatan Pining menuju Desa Lesten hanya 18 Km, tetapi harus melewati hutan yang terjal dan berbahaya. Bahkan untuk menempuh perjalanan menuju Lesten memakan waktu hingga satu hari.
“Jalannya naik turun, susah memang melintasinya. Tapi kata warga, untuk peningkatan jalan Lesten tahun depan sudah dianggarkan Pemda Rp 30 miliar. Saat jalan itu bagus, maka saat itulah warga Lesten mengaku merdeka,” terang Ali.
Belum ada komentar