Study Banding Geuchik se-Aceh Selatan Habiskan Dana Rp 3,9 M

Study Banding Geuchik se-Aceh Selatan Habiskan Dana Rp 3,9 M
ilustrasi

PM, TAPAKTUAN – LSM Forum Pemantau dan Kajian Kebijakan Pemerintah (Formak) Aceh Selatan, mempertanyakan tujuan dan manfaat keberangkatan seluruh geuchik (kepala desa-red) dalam Kabupaten Aceh Selatan ke Pulau Jawa.

Pasalnya, kegiatan study banding geuchik itu menghabiskan anggaran totalnya mencapai Rp 3,9 miliar, dengan perhitungan masing-masing desa mengalokasikan sebesar Rp 15 juta.

“Kami mempertanyakan dasar kajian kebutuhan, azas manfaat dan output dari kegiatan study banding ke Pulau Jawa tersebut. Sebab kegiatan itu menyedot anggaran sumber dana desa tahun 2017 yang cukup besar, yakni totalnya mencapai Rp 3,9 miliar,” kata Ketua LSM Formak, Ali Zamzami kepada wartawan di Tapaktuan, Minggu (21/1).

Sebab, lanjut Ali Zamzami, jika merujuk pada serangkaian kunjungan ke luar daerah para geuchik Aceh Selatan selama ini, terkesan tidak membawa efek positif bagi masyarakat di desanya masing-masing.

Padahal, dengan jumlah anggaran sebesar itu, jika dialokasikan untuk pemberdayaan ekonomi, maka akan nampak hasil yang diterima oleh masyarakat.

Sebelumnya, kata dia, beberapa waktu lalu kegiatan serupa baru saja selesai dilaksanakan di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Namun serangkaian kegiatan yang “dibungkus” dalam bentuk pelatihan, bimbingan teknis hingga study banding tersebut, terkesan tidak membawa manfaat yang berarti bagi masyarakat.

“Sehingga terkesan dimata masyarakat bahwa kunjungan yang sudah berulang-ulang tersebut hanya sebatas untuk rekreasi dan refresing ke luar daerah dengan memanfaatkan kesempatan yang ada,” sesalnya.

LSM Formak berharap, kepada seluruh geuchik agar memanfaatkan keberangkatan study banding ke Pulau Jawa dengan sebaik-baiknya. Melalui kunjungan itu, hendaknya harus mampu membuahkan hasil maksimal agar bisa diterapkan dan dimanfaatkan untuk peningkatan sumber daya aparatur desa.

“Karena serangkaian kunjungan yang telah dilakukan itu sepenuhnya menggunakan dana desa (anggaran negara), maka sudah menjadi kewajiban bagi pejabat yang melakukan kunjungan ke luar daerah untuk mengaplikasikan apa yang telah didapatkan di desanya masing-masing. Jangan sampai kunjungan yang telah dilakukan itu hanya sebatas kegiatan seremonial belaka. Melainkan harus benar-benar ada manfaat yang didapat untuk kemajuan desanya masing-masing,” pinta Ali Zamzami.()

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

SAVE 20201227 122622
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, didampingi istri, Dyah Erti Idawati, saat menghadiri peringatan 16 tahun Tsunami Aceh, yang dipusatkan di Stadion Lhong Raya, Banda Aceh, Sabtu (26/12/2020). (Foto/Humas)

Peristiwa Tsunami Jadi Titik Bangkit Aceh dari Keterpurukan