Skenario Irwandi-Mualem

Skenario Pertemuan Irwandi - Mualem
Skenario Pertemuan Irwandi - Mualem

Rekonsiliasi Irwandi-Mualem telah terjadi. Bukti kedewasaan berpolitik dua pemeran utama Pilkada Aceh.

Rapat Pleno penetapan pemenang suksesi pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur Aceh oleh Komisi Independen Pemilihan Umum sudah digelar di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Sabtu lalu. Pasangan Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah ditetapkan sebagai pemenang dengan mengumpulkan 898.710 suara. Mereka unggul di 14 kabupaten/kota di Aceh. Keputusan ini tidak berbeda jauh dari hasil Form C1 yang dipublis Situng KPU.

Posisi kedua dietmpati pasangan Muzakir Manaf-TA Khalid dengan 766.427 suara dan unggul di delapan kabupaten/kota. Sementara Tarmizi Karim-Machsalmina Ali di posisi tiga dengan 406.865 suara. Lalu Zaini Abdullah-Nasaruddin dengan 167.910 suara sah, Zakaria Saman-Alaidinsyah 132.981 suara, serta Abdullah Puteh-Sayed Mustafa Usab dengan 41.908 suara.

Rapat pleno KIP itu mendapat penolakan dari saksi Paslon Muzakir Manaf–TA Khalid. Bahkan, kubu Paslon nomor lima ini yang diwakili Jubir Partai Aceh Adi Laweung dan Wen Rimba Raya keluar dari rangan sidang.

Penolakan pasangan ini tentu sah-sah saja. Namun sangat disayangkan, karena tiga hari sebelumnya kandidat yang mereka dukung, Muzakir Manaf alias Mualem sudah mengatakan akan menerima apapun keputusan KIP. Statmen ini juga disampaikan Ketua PA itu dalam pertemuan empat mata dengan Irwandi yang kemudian disampaikan ke media.

Pertemuan Irwandi-Mualem memang suatu kejutan karena terjadi dalam waktu dekat. Rivalitas yang masih begitu kental antara dua kubu yang berkompetisi di Pilkada ini ternayta tak menghalangi dua sahabat lama ini bertemu. Baik Irwandi maupun Mualem patut mendapatkan apresiasi karena  sama–sama memikirkan stabilitas politik dan terawatnya rasa aman di masyarakat dengan mengenyampingkan ego pribadi.

Dalam pertemuan yang berlangsung sejam lebih itu, Mualem berbincang empat mata dengan Irwandi dalam kondisi yang santai. Tak ada yang tahu apa saja yang mereka bicarakan. Namun, satu hal yang terbaca dari pertemuan itu, Irwandi mengaku butuh dukungan PA di parlemen dalam membangun Aceh ke depan. Irwandi juga mengharapkan Mualem menjadi pemegang komando semua eks tentara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang kini tergabung dalam Komite Peralihan Aceh (KPA).

Beberapa pengamat menduga ada kepentingan lain di balik rekonsiliasi Irwandi-Mualem, selain merawat damai yang telah terwujud di Aceh. Setidaknya, Pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Irwandi nanti sangat membutuhkan dukukang legislatif di DPRA yang dikuasai PA di bawah komando Mualem. Selebihnya, adakah bargaining lain di balik pertemuan Gampong Pineung?[]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait