Siap Membawa Unsyiah Jadi Kampus World Class

Siap Membawa Unsyiah Jadi Kampus World Class
Rektor USK, Prof. Samsul Rizal. (Foto/Ist)

Samsul Rizal kembali maju dalam pemilihan Rektor Unsyiah. Dalam periode pertama memimpin, ia dianggap sejumlah kalangan cukup berhasil membawa perubahan di Unsyiah. Paling membanggakan, mengatrol akreditasi Unsyiah dari sebelumnya berpredikat C menjadi A.

Samsul yang menamatkan S2 di Master of Mechanical Tohoyasi, University of Technologi Jepang dan menyelesaikan program doktor di bidang Struktural Integrity Jepang kini mantap menuju periode kedua.

Profesor asal Idi Rayeuk, Aceh Timur ini mendaftar karena berbagai masukan dan desakan dari kolega maupun seniornya. Banyak hal yang ingin ia capai dalam periode kedua jika terpilih kembali. Salah satunya menjadikan Unsyiah menuju world class.

“Alhamdulillah dari kampus dukungan (mengalir) sangat signifikan, karena kita sudah berbuat. Kita bukan retorika, tapi kita sudah berbuat untuk Unsyiah ini yang terbaik,” tutur pria kelahiran 8 Agustus 1962 ini.

Baca: Berebut Kursi Rektor Unsyiah

Samsul juga bekomentar terkait kembali munculnya pemberitaan mengenai kasus korupsi yang menjerat mantan Rektor, Darni Daud. Berita tersebut diakait-kaitkan dengan dirinya.
Berikut penuturan Samsul Rizal terkait hal itu dan persiapannya dalam pemilihan Rektor dalam petikan wawancara dengan Pikiran Merdeka melalui sambungan telepon, Sabtu, 25 November 2017.

Unsyiah segera memilih Rektor baru, bahkan ada yang sudah mendeklarasikan diri di hotel berbintang. Sejauh ini apakah Anda sudah mendaftar?
Alhamdulillah sudah mendaftar. Hari Jumat tanggal 17 November kemarin.

Sebagai incumbent, Anda malah jauh dari hingar bingar deklarasi secara besar-besaran. Bagaimana persiapan Anda maju Rektor untuk kali kedua?
Kan ini yang memilih itu kampus, para profesor, para akademisi, jadi bukan pesta rakyat. Kita tidak punya uang, ya mendaftar saja, hanya berapa teman-teman yang mendampingi. Yang ikut sekitar 12 orang, cuma kita tidak ajak wartawan, hanya dari (kalangan) akademisi.

Melihat peta persaingan dalam pemilihan kali ini, sejauh mana keyakinan menang dan bagaimana pemetaan dukungannya?
Biasa aja, setiap orang berhak mencalonkan diri menjadi rektor, tinggal meyakinkan pemilih di Universtas Syiah Kuala dan juga bapak menteri yang mempunyai hak suara.

Baca: Jejak Rektor dari Masa ke Masa

Banyak yang mengapresiasi dan menyebut Anda sukses mengangkat prestasi Unsyiah selama memimpin di periode pertama. Tanggapan Anda?
Alhamdulillah, dari kampus dukungan (mengalir) sangat signifikan, karena kita sudah berbuat. Kita bukan retorika, tapi kita sudah berbuat untuk Unsyiah yang terbaik. Sama-sama, bukan saya saja, seluruh civitas akademika dan juga masyarakat, sudah memberikan dukungan sehingga Unsyiah hari ini sudah lebih baik dari sebelumnya. (Kini) sudah menjadi salah satu universitas yang menjadi panutan di Indonesia. Sehingga para mahasiswanya datang dari berbagai provinsi di Indonesia. Ini artinya kita sudah dikenal.

Kita mendapat akreditasi A yang tidak banyak universitas di Indonesia mengantonginya. Alhamdulillah, juga diikuti dengan program studi yang telah banyak berakreditasi A. Semoga ke depan bisa lebih baik lagi.

Hari ini saat saya berpidato di Fakultas Teknik, bahwa kita harus mencapai akreditasi internasional, karena Indonesia telah masuk dalam Masyarakat Ekonomi Asean, APEC juga. Dengan akreditasi internasional, para alumni Unsyiah nantinya bisa berkiprah secara internasional pula.

Baca: Para Penantang Samsul

Apa keinginan terbesar Anda untuk Unsyiah di masa depan sehingga memutuskan kembali maju dalam pemilihan rektor?
Setelah saya bertanya dengan orang tua kita, para guru besar, dekan, tim-tim yang ada di Unsyiah ini, mereka meminta saya untuk maju lagi guna (menyelesaikan) beberapa hal yang semoga bisa selesai.

Rencana ke depan, salah satunya kita ingin membangun rumah sakit, kita juga ingin mendapat tanah untuk (perluasan) kampus Unsyiah. Ini beberapa hal yang sedang kita perjuangkan bersama. Unsyiah akan lebih dikenal di masyarakat internasional, itu tujuan kita.

Setelah itu, membawa sistem manajemen Unsyiah lebih otonomi. Insya Allah, dalam waktu dekat, Unsyiah akan memiliki otonomi di bidang keuangan, yaitu BLU (Badan Layanan Umum-red). Dua tahun ke depan, kita ingin membawa Unsyiah menjadi badan hukum baru, saat itu kita declaire Unsyiah menjadi world class. Jika sekarang masih tidak bisa, apalagi ada beberapa batasan.

Kalau nanti setelah menjadi BHP (Badan Hukum Pendidikan), karena memang pemerintah melalui Menristekdikti punya keinginan seperti itu. Karena yang akan masuk ke universitas-universitas dunia adalah univertas yang sudah diberikan otonomi penuh, yakni universitas berbadan hukum atau PTBH, makanya kita harus capai itu.

Baca: Wajah Unsyiah Kini…

Belakangan, isu lama soal korupsi beasiswa yang menjerat mantan Rektor Darni Daud kembali dimunculkan jelang pemilihan. Menurut Anda apakah ini sengaja dijadikan alat politik oleh kompetitor?
Saya kan sudah diminta beberapa kali sebagai saksi, di pengadilan saya juga sebagai saksi. Yang saya tahu sudah saya sampaikan. Semuanya sudah saya kasihkan sejauh yang saya tahu. Walau apapun dituduhkan, terserah orang yang nuduh, kita nikmati ajalah, yang penting saya tidak melakukan hal-hal yang dituduhkan. Hari-hari ini memang sering orang menfitnah dan sebagainya. Yang penting, apa yang saya lakukan ini ikhlas sesuai moto Unsyiah, keikhlasan, kejujuran dan kebersamaan.

Terakhir, apa harapan Anda kepada panitia pemilihan dan para kompetitor Anda dalam pemilihan Rektor Unsyiah kali ini?
Saya percaya mereka orang-orang profesional, bekerja secara profesional, sesuai dengan standar, sesuai dengan peraturan yang telah dibuat oleh Senat Unsyiah. Saya percaya senat dan panitia itu akan bekerja secara professional. Harapan kita, semoga pemilihan rektor bisa berjalan dengan lancar, pada 2018 akan terpilih Rektor Unsyiah periode 2018-2022. Kita harus bersama-sama membawa kampus ini ke tujuannya sesuai visi misi menjadi Jantong Hate Rakyat Aceh.

(Bagi) kompetitor sama saja, ya teman-teman semuanya. Silahkan membuat program, silahkan kita sama-sama meyakinkan. Yang penting kita sama-sama menjaga kampus ini, berjalan dengan damai, dengan adem, tidak ada heboh, biasa aja. Pergantian pimpinan di universitas ini sudah kita lihat setiap 4 tahun sekali. Pimpinan-pimpinan Unsyiah sebelumnya sudah meletakkan dasar-dasar bagi kampus ini. Mari kita bangun Unsyiah secara bersama-sama.[]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

napi lepas
Napi Lapas Kelas II A Lhokseumawe menaikan bendera mirip Partai Aceh di pagar kawat pintu sel utama Senin (9/4). Mereka protes dan menyita dua kotak suara.(Pikiran Merdeka/ Fahrizal Salim)

Napi Kelas II A Lhokseumawe Lepas