PM, TAPAKTUAN – Warga Desa Cacang, Kecamatan Labuhanhaji, Aceh Selatan, Markus (48) yang tertimbun tanah longsor saat mencari durian di Gunung Janjang Urek, Desa Pisang Kecamatan yang sama, Jumat (11/12/15) lalu. Korban akhirnya ditemukan pada Selasa (15/12/15) sekira pukul 11.00 WIB, setelah didatangkan teungku untuk mendoakan jasad korban.
Sebelumnya proses pencarian sempat mengalami kendala dan hambatan, sebab alat berat jenis beco tidak bisa dikerahkan ke lokasi untuk memindahkan tumpukan material tanah setinggi 3 meter yang menimbun korban. Sebab, jarak lokasi kejadian dengan pemukiman penduduk mencapai 5 km. Untuk menuju ke lokasi hanya bisa dengan berjalan kaki dengan mendaki dan menyusuri lereng gunung yang terjal dan berliku dengan jarak tempuh perjalanan selama 4 jam.
“Sejak Sabtu (12/12) pagi proses pencarian terus dilakukan oleh masyarakat, Satgas SAR, PMI, Tagana dan komponen TNI/Polri secara manual. Selama tiga hari, kerja keras warga tidak membuahkan hasil karena terhambat medan sangat sulit dan ketinggian tanah longsor mencapai 3 meter. Pada hari keempat (Selasa-red), jasat Markus baru ditemukan telah tewas terjebit batu longsor,” kata Camat Labuhanhaji Tengah, Surya Dharma, SSTP.
Namun, tim pencari yang terdiri dari masyarakat, Satgas SAR, PMI, Tagana dan TNI/Polri tetap melanjutkan pencarian. Upaya penggalian tumpukan tanah secara manual dengan menggunakan skop dan cangkul terus dilakukan sejak Sabtu (12/12) hingga Selasa (15/12) pagi.
“Sebelumnya dalam proses penggalian tanah, tim pencari telah menemukan bungkusan rokok dan alat masak milik korban namun jasad korban belum berhasil ditemukan meskipun bau menyengat sudah tercium. Akhirnya pada Selasa (15/12) pagi diputuskan untuk didatangkan Tgk Nasir, ulama pimpinan Pesantren Bustanul Qura, Labuhanhaji untuk berzikir dan membaca do’a dilokasi. Hasilnya beberapa saat kemudian jasad korban langsung ditemukan,” kata seorang warga setempat, M Nasir alias Made.
Saat ditemukan, kondisi jasad korban terjepit di bebatuan dan tertimbun tanah longsor. Korban yang terkubur hidup-hidup itu ditemukan telah tidak bernyawa alias sudah tewas akibat tertimbun tanah longsor yang terjadi Jumat (11/12) lalu sekira pukul 20.00 WIB.
Sebelum ditemukan pada pukul 11.00 WIB siang, ungkap Camat, tim pencari yang diperkuat sanak famili atau keluarga korban, anggota masyarakat dan tim SAR terlebih dahulu melakukan zikir dan doa bersama di lokasi kejadian yang dipimpin Tgk Nasir dari pondok Pasantren Bustanul Qura, Gampong Ujung Batu, Labuhanhaji Tengah.
“Usai gelar zikir dan doa bersama upaya mencarian menemui titik klimaks. Saat digali menggunakan cangkul dan sekop, warga menemukan jasat Markus tergolek tak bernyawa dengan kondisi terjepit batu dan tertimbun tanah longsor. Jenazah korban langsung dievakuasi menggunakan tandu dan dibungkus kantong jenazah untuk di bawa ke rumah duka,” papar Surya Dharma.
Kapolsek Labuhanhaji, Ipda Harun yang dikonfirmasi membenarkan penemuan mayat korban tertimbun longsor tersebut.
“Keterangan kami peroleh, mayat korban terhimpit batu dan terkubur tanah longsor. Kondisi mayat sudah dalam keadaan memprihatinkan karena sudah empat hari terkubur dalam tanah,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan, Erwiandi, S.Sos, M.Si yang dikonfirmasi terkait hilangnya seorang warga Desa Alai, Kecamatan Kluet Timur, Sabtu (12/12) lalu, bernama Rahman, yang diduga saat sedang memancing ikan di sekitar Sungai Kluet, menyatakan bahwa korban yang merupakan pria tuna wicara tersebut hingga saat ini belum ditemukan.
Pihaknya dengan dibantu Satgas SAR, masyarakat dan TNI/Polri, kata Erwiandi, terus melakukan proses pencarian dengan menerjunkan perahu karet (Rubber Boat) untuk menyusuri aliran Sungai Kluet dan sebagian lainnya menyusuri kawasan pegunungan desa setempat sebab ada beredar informasi ditengah-tengah masyarakat setempat untuk menghindari terjangan banjir bandang yang terjadi Sabtu (12/12) lalu, korban lari ke arah gunung kemudian masuk ke dalam kawasan hutan.
“Tim pencari berhasil menemukan handphone dan sandal yang diduga miliki korban dilokasi. Tim pencari yang terdiri dari masyarakat, tim SAR, BPBD yang dibantu personil polisi dan TNI belum berhasil menemukan korban yang hilang sejak Sabtu (12/12) kemarin,” pungkasnya. [PM004]
Belum ada komentar