PM, Setelah 15 bulan konflik berkepanjangan di Gaza, Israel dan Hamas akhirnya mencapai kesepakatan gencatan senjata. Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan bahwa kesepakatan ini juga mencakup pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas sejak serangan 7 Oktober 2023.
Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dalam konferensi pers di Doha, menyatakan bahwa gencatan senjata akan mulai berlaku pada Jumat, 19 Januari 2025. Qatar, bersama Mesir dan Amerika Serikat, memainkan peran penting dalam mediasi antara kedua pihak yang telah lama berseteru.
Mekanisme Gencatan Senjata dan Pertukaran Sandera
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya masih menunggu Israel menyerahkan peta penarikan pasukan dari Gaza sebelum memberikan tanggapan resmi atas kesepakatan ini. Namun, perundingan yang berlangsung intensif dalam beberapa bulan terakhir telah menghasilkan kesepakatan yang memungkinkan penghentian sementara pertempuran dan pertukaran tahanan.
Kesepakatan ini dirancang dalam beberapa tahap. Awalnya, Israel akan menghentikan serangan udara dan operasi daratnya di Gaza, sementara Hamas akan membebaskan sejumlah sandera yang ditahan sejak serangan ke wilayah Israel. Sebagai imbalan, Israel juga berjanji untuk membebaskan tahanan Palestina yang saat ini mendekam di penjara-penjara Israel.
Dampak Kemanusiaan dan Respons Internasional
Konflik berkepanjangan ini telah menyebabkan kehancuran besar di Gaza, menelantarkan sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya, serta menewaskan lebih dari 46.700 orang, menurut laporan pejabat kesehatan setempat. Sementara itu, serangan Hamas ke Israel pada Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan lebih dari 250 orang disandera.
Gencatan senjata ini diharapkan dapat meredakan ketegangan yang meluas di Timur Tengah, yang turut memicu eskalasi konflik di Lebanon, Suriah, Yaman, dan Irak. Selain itu, perundingan ini juga menjadi langkah krusial dalam menghindari kemungkinan konfrontasi langsung antara Israel dan Iran.
Para pemimpin dunia, termasuk Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, menyambut baik kesepakatan ini dan berharap bahwa penghentian pertempuran dapat membuka jalan bagi perundingan damai yang lebih luas di kawasan tersebut.
Meski demikian, sejumlah analis menilai bahwa implementasi gencatan senjata masih memiliki tantangan besar, terutama terkait jaminan keamanan bagi kedua belah pihak serta kelanjutan negosiasi pasca-pembebasan sandera.
Gencatan senjata ini menjadi langkah awal menuju perdamaian yang lebih berkelanjutan, namun masih banyak aspek yang harus diselesaikan untuk memastikan stabilitas jangka panjang di wilayah yang telah lama dilanda konflik ini.
Belum ada komentar