Sering Bikin Malu Keluarga, Abang Bunuh Adik Kandung

Sering Bikin Malu Keluarga, Abang Bunuh Adik Kandung
Tersangka Naharuddin mereka-ulang pembunuhan adiknya di Mapolres Bireuen. (Foto Joniful Bahri)
Tersangka Naharuddin mereka-ulang pembunuhan adiknya di Mapolres Bireuen. (Foto Joniful Bahri)
Tersangka Naharuddin mereka-ulang pembunuhan adiknya di Mapolres Bireuen. (Foto Joniful Bahri)

PM, Bireuen – Polres Bireuen mereka ulang pembunuhan Halim bin Budiman (46) yang dilakukan abang kandungnya Naharuddin bin Budiman (48). Kasus yang terjadi Desember lalu di Gampong Ulee Glee, Kecamatan Makmur, Kabupaten Bireuen, itu direkonstruksi di komplek mapolres setempat, Kamis (30/1/2014).

Proses rekontruksi  ditangani tim identifikasi. Dihadiri Kasat Reskrim AKP Jatmiko, pengacara tersangka Muhammad Husen SH, dan tiga orang dari pihak Kejaksaan Bireuen, Dede, Rizza dan Erfandy. Saksi juga dihadirkan, diantaranya istri pelaku, kakak ipar pelaku, dan Keuchik Gampong Ulee Gle.

Dalam rekonstruksi yang dikawal aparat itu terungkap, Naharuddin membunuh Halim karena tingkah laku adiknya itu bikin malu keluarga. Halim sering mencuri dan terlibat kasus narkoba selama hidup.

Tersangka yang diperankan anggota Polres Bireuen, awalnya melihat Halim duduk di balai meunasah Ulee Gle. Kemudian meninggalkan korban. Baru sekira pukul 2.30 WIB, tersangka kembali ke lokasi.

Naharuddin mendapati Halim sedang tertidur pulas dan membangunkannya. “Kemana kartu Jamkesmas Mamak kamu bawa?” tanya dia seraya menghunus sebilah sabit di leher adiknya.

“Jamkesmas itu sudah dibakar.” Jawaban Halim membuat abangnya marah, karena kartu Jamkesmas itu hendak digunakan untuk mengobati ibu mereka Rasyidah yang sedang sakit di rumah. Naharuddin lekas menggorok leher adiknya hingga tergeletak di balai itu.

Usai mengeksekusi, pelaku menutup tubuh Halim dengan selembar tikar yang tadinya alas tidur korban. Naharuddin kemudian segera turun dari balai meninggalkan jasad adiknya yang bersimbah darah.

Namun pelaku tak langsung beranjak dari lokasi kejadian, tetapi merokok sejenak semberi membersihkan sabit di sumur meunasah setempat. Setelah itu, Naharuddin pulang ke rumah. Diceritakan pada istrinya Zubaidah kalau Halim kecelakaan.

Pelaku selanjutnya bergegas ke rumah kakak iparnya Saudah dan melapor pada Keuchik Gampong Ulee Gle Aminuddin sebelum menyerahkan diri ke Polsek Makmur, Bireuen.

Menyesal

“Saya menyesal atas kejadian ini. Saya lakukan karena tidak tahan lagi dengan tingkah Halim belakangan. Halim juga sering mencuri dan terlibat narkoba yang membuat keluarga malu,” jelas Naharuddin yang ditemui pikiranmerdeka.com usai rekonstruksi.

Keuchik Ulee Gle Makmur, Aminuddin yang juga ikut sebagai saksi dalam rekontruksi itu  meminta agar tersangka diringankan hukumannya karena pelaku memiliki tangungjawab terhadap anak-anaknya yang masih kecil.

“Dilihat dari kejadiannya, Naharuddin khilaf. Sementara kalau adiknya itu (Halim-red)  selama ini sangat menganggu warga. Dia sering terlibat pencurian dan juga residivis narkoba,” terang Keuchik Ulee Gle Makmur.

Diberitakan sebelumnya, Halim bin Budiman (46) tewas digorok abang kandungnya, Naharuddin bin Budiman (48), di Meunasah Gampong Ulee Gle, Kecamatan Makmur, Kabupaten Bireuen, Selasa dini hari (31/12/2013) sekitar pukul 02.30 WIB.

Kapolres Bireuen melalui Kasat Reskrim AKP Jatmiko SIK kepada wartawan mangatakan, motif pembunuhan tersebut karena permasalahan keluarga.

Menurut Jatmiko, saat ini pihaknya masih memeriksa Naharuddin. Kata dia, tersangka akan dijerat pasal 338 dan 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Ancaman hukumannya di atas 15 tahun penjara.

Selama berlangsung rekontruksi, istrinya tersangka Naharuddin yang ditemani dua anaknya yang masih kecil terlihat sedih dan pasrah dengan kondisi  suaminya. [Joniful Bahri]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Danrem 012/TU Kunjungi Abdya
Danrem 012/TU Kolonel Inf Bambang Ismawan SE, bersama Bupati Abdya Jufri Hasanuddin. (Foto Syahrizal)

Danrem 012/TU Kunjungi Abdya