Serangan Hama Wereng dan Tikus, Petani Abdya Terancam Gagal Panen

Serangan Hama Wereng dan Tikus, Petani Abdya Terancam Gagal Panen
Serangan Hama Wereng dan Tikus, Petani Abdya Terancam Gagal Panen

PM, Blangpidie – 10 hektar lebih lahan sawah milik warga di lahan tanam Pante Kala, Desa Geulanggang Gajah Kecamatan Kuala Batee, Aceh Barat Daya terancam gagal panen. Hal tersebut karena serangan hama wereng dan tikus.

Menurut salah seorang petani padi setempat, Alimin mengatakan, komplek persawahan Pante Kala masa tanamnya sedikit lebih awal dibandingkan dengan tempat lain. Hal itu dikarenakan sulitnya mendapat air untuk dialirkan di persawahan.

“Kita tanam kemarin waktu meugang puasa, lantaran waktu itu sering hujan, makanya kita tanam sedikit lebih awal dibandingkan dengan tempat lain,” ungkap pria berumur 50 tahun itu, Sabtu (21/7).

Selain itu, lanjutnya, kawasan tanam Pante Kala sulit mendapatkan air untuk digenangkan.

“Jika pun kita memerlukan air untuk perairan sawah, kita harus menggunakan mesin penarik air, itupun kita lakukan secara bergiliran,” kata dia sambil menunjuk lahan padi yang tengah dibajak dengan mesin beroda empat.

Alimin menambahkan, musibah ini bukan yang pertama kali terjadi di Pante Kala. Beberapa tahun yang hal serupa juga terjadi, baik itu keringan air dan sebagainya.

Berganti Hama

Sementara itu, Mahyudin selaku orang yang memimpin dan mengatur kegiatan usaha di bidang persawahan (Kajreun Blang) setempat mengatakan, sebelumnya padi yang ada di kompleks tanam Pante Kala, diserang oleh hama wereng kemudian berganti dengan tikus.

“Itu, hari ini ada sebagian dari sawah mereka yang sudah mulai dibajak kembali, padahal padi mereka sudah besar alias hampir mengeluarkan buah,” ujarnya kepada wartawan.

Mahyudi mengaku, sebelumnya penyuluh pertanian juga pernah turun ke lokasi tanam Pante Kala. Setelah diberi obat penangkal wereng, penyakit ulat kuning sedikit berkurang.

“Sekarang diserang lagi oleh tikus dan kita mengkhawatirkan penyakit ini akan merembet ke lahan masyarakat lainnya,” ujar Mahyudin.

Diperkirakan, dari luas lahan sawah area Pante Kala yang berkisar 10 hektar lebih, petani mengalami kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

“Sejauh ini petani sudah mengeluarkan biaya besar untuk perawatan, itu belum lagi dihitung dengan upah mereka,” ujarnya.

Mahyudin berharap pemerintah dapat memberi perhatian terhadap masalah tersebu, khususnya pada petani Pante Kala. Apalagi dengan kondisi tanpa irigasi atau sumur bor di komplek persawahan milik mereka.

“Masyarakat kita disini boleh dikatakan 90 persen berprofesi petani, oleh karena itu, kami butuh perhatian serius dari pemerintah,” harapnya.

Ia tak dapat berbuat banyak. Jika menanam serentak dengan petani lain, sambung Mahyudin, tentu akan terjadi kekeringan, lantaran memang tidak ada air yang bisa dialiri ke lahan sawah.

“Sekali lagi saya berharap kepada pemerintah untuk dapat memperhatikan kondisi petani yang sedang dilanda musibah,” tutup Kajreun Blang. []

Reporter: Armiya

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

IMG 20210122 203148 660x330 1
Dinas Sosial Aceh menyerahkan bantuan masa panik bencana kebakaran Pesantren Serambi Mekkah, Meulaboh, yang diterima langsung oleh Pimpinan Pesantren Tgk. Mutawali serta disaksikan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, Jumat (22/1/2021). (Foto/Humas)

Pesantren Serambi Mekkah Terima Bantuan Masa Panik