SBY Minta Warga Jaga Perdamaian di Aceh

sby sindo
SBY Minta Warga Jaga Perdamaian di Aceh

PM, Jakarta – Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta seluruh masyarakat untuk menjaga dan memelihara perdamaian di Aceh.

Hal tersebut disampaikan SBY saat menjadi pembicara dalam acara International Conference on Islamic Studies (ICIS) bertema Islam and Sustainable Development yang digelar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh secara daring, Senin (4/10/2021).

“Perdamaian dan kedamaian alhamdulillah telah kita raih, maka pesan dan harapan saya sebagai salah satu pelaku sejarah, jaga dan peliharalah perdamaian dan kedamaian di Aceh yang telah kita wujudkan. Aceh yang indah, Aceh yang maju dan damai,” ujar SBY dalam sambutannya.

SBY mengatakan, perdamaian dan kedamaian di Aceh perlu dijaga karena perjalanan yang ditempuh dalam meraih itu sangat panjang dan sulit diraih.

Setidaknya, kata dia, meski sudah berikhtiar mewujudkan perdamaian selama 30 tahun tetapi tidak berhasil.

“Saya sebagai salah satu pelaku sejarah sebelum jadi Presiden sebenarnya sudah 3-4 tahun keluar masuk Aceh,” kata SBY.

“Semua kabupaten/kota kami datangi berkali-kali, bertemu dengan para tokoh masyarakat, semua pihak bahkan berkomunikasi dengan pihak GAM bisa kita atasi dan perdamaian bisa kita wujudkan,” lanjut dia.

Menurut SBY, proses yang panjang itu karena dalam perjalanannya terjadi pasang surut.
Oleh karena itu saat pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 bersama Jusuf Kalla, kata dia, saat itu dalam kampanye dirinya bertekad untuk benar-benar bisa mengakhiri konflik di Aceh yang telah berlangsung selama 30 tahun, mewujudkan perdamaian, dan meningkatkan pembangunan di Aceh.

“Alhamdulillah Tuhan Maha Besar, rakyat Indonesia memberikan mandat dan kepercayaan kepada saya dan Pak Jusuf Kalla untuk pimpin Indonesia. Di situlah kami memulai tugas besar, tugas mulia untuk mewujudkan perdamaian di Aceh,” kata dia.

Walaupun sebelum itu terjadi, ujar dia, musibah besar terjadi di Aceh, yakni adanya tragedi tsunami.

Menurut dia, hal tersebut menjadi tragedi terberat pada awal abad 21 di seluruh dunia.

“Dari tsunami itulah saya makin tertantang, makin gigih, dan mohon pertolongan Allah agar Aceh benar-benar bisa mewujudkan perdamaian sejati, mendapatkan keadilan dan akhirnya bisa membangun masa depan lebih baik,” ucap dia.[] Sumber: kompas.com

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

BMKG
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Dwikorita Karnawati (ketiga dari kiri) dan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono (kedua dari kiri) saat menggelar konferensi pers di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Jumat 15 November 2019. BMKG menggelar konferensi pers terkait gempa berkekuatan 7,1 magnitudo dan berpotensi tsunami di Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Tempo/Dias Prasongko

BMKG Minta Kepala Daerah Serius Siapkan Mitigasi Perubahan Iklim