PM, Bireuen—Anggota Satuan Tugas (Satgas) Partai Aceh Bireuen, Taufik alias Banggala (32) mengaku dikeroyok lebih dari 20 orang sehingga tidak sempat menyelamatkan diri. Sebagian massa yang mengeroyoknya menggunakan mobil berstiker Partai Nasional Aceh (PNA).
Ditemui Pikiran Merdeka di ruang Instalasi Gawat darurat (IGD) RSUD Fauziah Bireuen, Banggala menuturkan, pada Sabtu (1/3/20014) sekira pukul 13.15 WIB , ia bersama dua rekannya datang ke Desa Geundot, Kecamatan Jangka, Bireuen. Saat itu Banggala memakai seragam loreng Satgas PA, menggunakan mobil Avanza silver BL 822 F.
“Kami ke sana untuk menjemput si Pawang, rekan kami di kawasan Geundot. Rencananya, kami ingin pergi ke tempat acara pertemuan dengan Caleg PA di Desa Alue Kuta, Kecamatan Jangka,” paparnya.
Setiba di rumah kediaman Pawang, lanjut dia, saat sedang menunggunya itulah tiba-tiba dirinya diserang sekelompok orang dengan senjata tajam dan pentungan kayu. “Spontan sejumlah orang itu datang dengan menggunakan mobil APV berstiker PNA. Ada juga yang mengendarai sepeda motor. Kira-kira jumlahnya sekitar 20 orang. Tapi, yang menyerang saya delapan orang. Dengan bersenjata parang, pedang termasuk pentungan kayu,” kisah Banggala.
Diterangkan Banggala, kala itu kedua rekannya langsung lari menyelamatkan diri. Sedangkan dirinya yang tidak sempat lari itu, langsung dibacok dengan parang dan pedang, serta dihantam dengan pentungan kayu. “Lalu saya lari menyelamatkan diri dan meminta tolong ke kedai Desa Geundot yang tidak jauh dari lokasi kejadian,” sebutnya.
Meski sudah lari menyelamatkan diri, Banggala masih tetap dikejar hingga ke kedai itu. Sementara orang-orang yang ada di kedai tersebut tidak berani melarai dan menolongnya, sebab warga di kedai itu melihat pelaku menggunakan senjata tajam dan pentungan kayu. “Di kedai itu, saya lagi-lagi diserang dengan senjata tajam dan pentungan kayu secara bertubi-tubi. Usai puas menyerang saya, mereka langsung bergegas pergi dengan mobil dan sepeda motor milik mereka,” jelasnya.
Diakui Banggala, saat penyerangan itu dirinya sangat mengenali beberapa orang pelaku. “Pelakunya adalah Efendi alias Koboy bersama sejumlah rekan mereka yang lain,” ungkap Taufik. [Joniful Bahri]
Belum ada komentar