Rumah Sakit Bireuen Kekurangan Obat

Rumah Sakit Bireuen Kekurangan Obat
Direktur RSU dr.Fauziah Bireuen, dr. Muhktar Mars. | Pikiran Merdeka/Joniful Bahri
PM, Bireuen – Apotek di Rumah Sakit Umum (RSU) dr Fauziah Bireuen kekurangan stok obat-obatan. Akibatnya, pasien yang berobat terpaksa harus membeli obat di apotek di luar rumah sakit. 
“Ada obatnya, tapi ada sebagian obat yang tidak tersedia di apotek, sehingga terpaksa kami beli di apotek luar,” terang seorang keluarga pasien yang enggan menyebutkan namanya, Selasa (27/10/15).
 
Berdasarkan informasi yang diperoleh Pikiran Merdeka, beberapa jenis obat generik yang tidak tersedia di RSU dr.Fauziah antara lain  obat Amoxilin, Antasida, Cefadnoxil, Cefixime, Cetirizine, Domperidon.
 
Selain itu Ibuprofen, Laxadine, Ampicillin, Ondansetron, Sipro Flaksasin, Lindokain serta Efedrin ini merupakan obat yang sering dibutuhkan oleh Pasien saat berobat.
 
Direktur Rumah Umum dr Fauziah  Bireuen,  dr Mukhtar Mars yang dikonfirmasi Pikiran Merdeka sebelumnya mengakui, ketidak tersedianya obat di apotik rumah sakit yang dipimpinnya itu akibat tidak dikeluarkan pihak pabrik itu sendiri.
 
Menurut  Mukhtar Mars yang didampingi stafnya, Santri yang  membidangi obat-obatan mengaku, selama ini pemesanan obat-obatan  di RSU dr.Fauziah harus dengan cara pengadaan melalui  data ke  pihak Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian Kesehatan.
 
“Tetapi dalam prosesnya, harga obat terlalu tinggi sehingga tidak berani kita memesannya,” terang Santri.
 
Guna mengantisipasi hal ini, pihak rumah sakit biasanya meminta batuan ke Dinas  Kesehatan Bireuen guna meminta disediakan obat sementara guna mengatasi kebutuhan pasien, sesuai dengan keperluan.
 
Sementara dr. Muhktar Mars  menyampaikan,  ketidak tersediaan obat di apotik milik pemerintah itu maka ia terpaksa mengambil kebijakan dengan meminta penyedian obat secara manual.
 
“Tapi  butuh waktu  tiga hingga empat hari sehingga  mengalami kendala,” ujarnya Mukhtar seraya mengharapkan kendala ini dapat teratasi dalam waktu dekat ini, sehingga kekurangan obat yang dibutuhkan pasien dapat tertanggulangi.
[PM006]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait