PM, SIGLI – Puluhan sopir bus sekolah sejak malam tadi hingga saat ini memilih bertahan di Gedung DPRK Pidie, akibat tidak ada kejelasan menyangkut penarikan mobil oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Pidie.
Mereka menilai penarikan 34 bus sekolah itu tanpa mengikuti prosedur dan diduga hal itu sarat dengan kepentingan politik.
“Tadi malam kami semua tidak pulang dengan memarkirkan bus sekolah di halaman gedung DPRK Pidie. Kami memang sengaja tidak mau pulang sebelum ada satu kejelasan dari pemerintah,” kata Ketua perkumpulan Sopir Bus Sekolah Nailul Authar kepada wartawan, Selasa (27/2).
Terkait: Bus Sekolah Ditarik, Sopir Mengadu ke Dewan
Nailul, menambahkan, kamarin (Senin-red) pihak dewan berjanji kepada para sopir akan memanggil Kadishub setempat, untuk dimintai keterangan terkait penarikan mobil bus sekolah.
“Bagaimana dengan gaji kami selama dua bulan Januari hingga Februari ini belum dibayar termasuk biaya kerusakan mobil yang telah kami keluarkan belum diganti,” paparnya.
Menanggapi hal itu, Ketua DPRK Pidie Muhammad Ar, usai menemui para sopir kepada wartawan mengatakan, Dishub setempat dinilai telah menciptakan kegaduhan dengan meminta para sopir untuk membawa mobil bus sekolah dengan alasan pendataan aset.
“Sebagai bentuk protes, tadi malam sampai hari ini puluhan mobil bus sekolah tersebut diparkirkan di halaman depan gedung,” sebut dia.
Antar Jemput Siswa Terganggu
Akibat dari kejadian itu, lanjut Muhammad, aktivitas antar jemput siswa di sekolah terganggu karena mobil bus tidak beroperasi. Jika perlu pendataan aset, kata dia, seharusnya pihak Dishub menjadwalkan pada hari libur sekolah sehingga tidak tergangggu antar jemput anak sekolah.
“Ini tentunya sangat merugikan masyarakat karena bus sekolah hari ini tidak beroprasi seperti biasanya,” ujarnya seraya mengatakan pihaknya hari ini akan memanggil Kadishub Pidie.()
Belum ada komentar