PM, Melbourne – Polisi anti huru hara terpaksa menggunakan semprotan merica, peluru tongkat busa, dan granat bola karet untuk membubarkan protes berujung bentrok di Melbourne, Australia, Selasa, 21 September 2021. Protes itu dipicu oleh kebijakan sepihak pemerintah negara bagian Victoria yang mewajibkan vaksin pagi pekerja konstruksi di Melbourne.
Lebih dari seribu demonstran mengenakan sepatu bot kerja dan jaket visibilitas tinggi mengamuk di pusat kota terbesar kedua, di Australia. Mereka menyalakan suar, melempar botol, menyerang mobil polisi dan meneriakkan penentangan terhadap vaksin. Para demonstran juga menentang kebijakan lockdown yang diberlakukan oleh pemerintah negara bagian Victoria.
Dilansir Al Jazeera, Kepala Polisi Bagian Victoria, Shane Patton, mengatakan setidaknya tiga petugas polisi menderita luka-luka dalam bentrokan itu. Sementara lebih dari 40 demonstran turut ditangkap atas aksi tersebut.
Konvoi para pekerja konstruksi berlangsung sehari, dan membuat pemerintah setempat mengerahkan polisi anti huru hara untuk membubarkan 500 pengunjuk rasa yang mendobrak pintu di kantor Serikat Konstruksi, Kehutanan, Maritim, Pertambangan dan Energi (CFMEU) wilayah setempat.
Aksi itu dilakukan setelah pemerintah negara bagian mengumumkan bahwa industri konstruksi akan ditutup mulai Selasa. Penutupan tersebut berlangsung hingga dua pekan.
Otoritas terkait mengatakan semua tempat kerja perlu menunjukkan kepatuhan terhadap arahan kesehatan sebelum dibuka kembali, termasuk bahwa staf memiliki setidaknya satu dosis vaksin sebelum mereka kembali bekerja pada 5 Oktober.
Sementara itu, CMFEU mengutuk keras serangan yang dilakukan di Melbourne. Mereka mengatakan protes itu “disusupi” oleh kelompok-kelompok sayap kanan.
Serikat pekerja dalam sebuah pernyataan membenarkan ada beberapa anggota mereka yang terluka dalam bentrokan tersebut. Mereka juga mengakui turut melempar botol ke arah para pejabat saat aksi berlangsung.[]
Belum ada komentar