PM, TAPAKTUAN – Rumah milik Muhammad Yasin, warga Desa Pawoh, Kecamatan Labuhanhaji, Aceh Selatan, yang dibangun di pinggir (bantaran) sungai desa setempat, porak-poranda dihantam banjir sejak Jumat hingga Sabtu (11-12/12).
Meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa, namun akibat kejadian itu, korban bersama seluruh anggota keluarganya terpaksa harus mengungsi ke rumah Kepala Desa setempat, karena kediaman mereka tidak dapat ditempati lagi.
Pantauan di lapangan, Minggu (13/12), selain rumah penduduk, terjangan banjir juga menghancurkan satu unit jembatan gantung dan badan jalan menuju ke Pesantren Darul Ihsan pimpinan Abuya H Amran Waly Al Khalidi yang juga ambruk lebih kurang sepanjang 50 meter.
Selain itu, hantaman banjir juga telah merusak pipa air PDAM yang bersumber dari gunung Desa Pisang. Akibatnya, rutasan rumah penduduk di dusun pasir desa tersebut, termasuk Pesantren Darul Ihsan, mengalami krisis air bersih.
Tidak hanya itu, pengikisan (erosi) Sungai yang semakin parah, juga mengancam ambruknya lokasi kuburan tokoh masyarakat desa setempat, H Habibson, yang meninggal dunia tahun 1963 silam.
Kepala Desa Pawoh, Said Rabali, mengatakan, untuk menghindari ambruknya lokasi kuburan tersebut, perangkat desa bersama masyarakat telah menggelar gotong royong. Mereka mengumpulkan pasir dalam karung, lalu ditimbun di sepanjang bantaran sungai yang tergerus erosi.
“Saat kejadian banjir pertama hari Jumat (11/12), hanya merusak satu unit rumah penduduk dan jembatan gantung. Sedangkan badan jalan ambruk sepanjang 50 meter, pascabanjir susulan Sabtu (12/12), termasuk menghancurkan fasilitas pipa PDAM,” sebutnya.
Said Rabali menjelaskan, dampak dari terjangan banjir tersebut juga telah mengancam keberadaan kompleks Pesantren Darul Ihsan. Pasalnya, arus sungai telah menerjang pagar pesantren tersebut. Diperkirakan, jika kembali terjadi banjir susulan, arus banjir akan langsung menghantam pagar pesantren yang berlokasi di pinggir sungai.
Katrena itu, pihaknya meminta kepada Pemkab Aceh Selatan melalui dinas terkait, agar segera membangun tanggul menggunakan batu gajah di sepanjang sungai desa setempat. Hal itu, kata dia, untuk mengamankan pemukiman penduduk dan pesantren serta badan jalan dari amukan banjir atau menghindari semakin parahnya erosi.
“Kami juga meminta kepada Pemkab Aceh Selatan segera membangun kembali badan jalan yang telah ambruk. Sebab, ruas jalan ini merupakan akses satu-satunya untuk menuju ke dusun pasir dan kompleks Pesantren Darul Ihsan. Selain itu, kami juga meminta segera diperbaiki pipa PDAM yang telah rusak dan jembatan gantung yang telah putus, termasuk satu unit rumah warga,” pintanya. [PM007]
Belum ada komentar