PM, TAPAKTUAN – Kapolres Aceh Selatan melalui Kapolsek Samadua, Inspektur Dua (Ipda) Muliadi SH, Senin (21/12/15) mengatakan, sejauh ini belum bisa memastikan beko dan dumptruck terbakar ataupun dibakar orang tak dikenal (OTK).
Alat berat yang terbakar pada Minggu (20/12/15) itu milik PT Padua Bumi Dirgantara tersebut tengah mengerjakan peningkatan jalan Desa Kampung Baru – Alue Rumbia, Kecamatan Samadua sepanjang 4,25 KM. Pekerjaan bernilai Rp 8 miliar lebih ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tambahan dalam APBK Aceh Selatan tahun 2015.
Kapolsek menuturkan, setelah menerima informasi tersebut, pihaknya bersama personil Reskrim Polres Aceh Selatan langsung turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Dilihat dari kondisi di lapangan, kedua alat berat tersebut diduga sengaja dibakar oleh pihak tertentu. Sebab disamping kejadiannya secara bersamaan juga jarak antara beko dengan dumptruck sekitar 250 meter. Artinya sangat mustahil jika terbakar dengan sendirinya kedua alat berat yang terletak berjauhan itu,” kata Muliadi.
Hasil olah TKP sementara, pihak kepolisian menemukan tutup jerigen dengan bau minyak solar yang bercampur minyak tanah disekitar lokasi.
“Alat bukti lainnya sampai saat ini belum kami temukan kecuali tutup jerigen warna merah dan bau minyak solar bercampur minyak tanah itu. Inipun harus didalami dulu lebih mendalam apakah bau minyak itu berasal dari tanki beko dan mobil yang meledak,” ujar Muliadi.
“Dilokasi proyek itu sebenarnya ada lima alat berat yakni empat beko dan satu mobil dumptruck. Beko yang diduga dibakar itu berada di titik pertama dimulainya pekerjaan peningkatan jalan. Kemudian beberapa meter setelah itu kembali ada satu unit beko, baru berjarak sekitar 250 meter lagi ada mobil dumptruck serta berjarak sekitar puluhan meter lagi arah atas gunung ada dua unit lagi beko,” sambungnya.
Saat ini, pihak kepolisian telah memanggil imam mukim dan perangkat desa Kampung Baru beserta masyarakat yang turut terlibat menjaga alat berat. Saksi yang pertama kali mengetahui juga ikut dimintai keterangan.
Polisi juga akam memanggil pekerja dan pengawas lapangan dari kontraktor pelaksana proyek.
“Kami mengakui bahwa dalam mengusut kasus ini agak mengalami kendala karena tidak ada saksi mata yang melihat serta minimnya alat bukti yang ditemukan dilokasi. Satu-satunya solusi pengusutan kasus ini hanya dengan cara mendalami keterangan dari para saksi,” tegas Muliadi.
Muliadi menyatakan, pihaknya berkomitmen akan bekerja maksimal untuk mengusut kasus ini sampai tuntas sesuai permintaan dari pihak kontraktor pelaksana proyek.
“Pihak kontraktor pelaksana menyatakan tetap akan melanjutkan proses pekerjaan untuk menuntaskan pekerjaan yang belum siap,” tandasnya. [PM004]
Belum ada komentar