PM, Baghdad – Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi mengatakan, dia lolos tanpa cedera setelah serangan pesawat tak berawak di rumahnya di dalam Zona Hijau keamanan tinggi Baghdad.
Sebuah pesawat tak berawak sarat dengan bahan peledak menghantam gedung, melukai enam pengawalnya dalam upaya pembunuhan.
Kadhimi menyerukan tenang dalam sebuah posting di Twitter. “Saya baik-baik saja, puji Tuhan, dan saya menyerukan agar semua orang tenang dan menahan diri demi kebaikan Irak,” katanya, dilansir di Aljazeraa, Ahad (7/11).
Dia kemudian muncul di televisi Irak, duduk di belakang meja dengan kemeja putih, tampak tenang. “Serangan roket dan drone pengecut tidak membangun tanah air dan tidak membangun masa depan,” katanya.
Serangan dini hari itu terjadi setelah protes mematikan di ibukota Irak atas hasil pemilihan umum pada 10 Oktober.
Kelompok-kelompok yang memimpin protes adalah milisi bersenjata lengkap yang didukung Iran yang kehilangan banyak kekuasaan parlementer mereka dalam pemilihan. Mereka menuduh ada kecurangan dalam pemungutan suara dan penghitungan suara.
Tidak ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Ahad di kediaman al-Kadhimi di Zona Hijau berbenteng di Baghdad, yang menampung gedung-gedung pemerintah dan kedutaan asing.
Sebuah pernyataan dari militer Irak mengatakan upaya pembunuhan yang gagal dilakukan dengan pesawat tak berawak yang sarat bahan peledak dan bahwa perdana menteri dalam kesehatan yang baik.
“Pasukan keamanan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan upaya yang gagal ini,” katanya.
Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Irak (UNAMI) juga mengutuk upaya pembunuhan terhadap Kadhimi ini.
“Terorisme, kekerasan, dan tindakan melanggar hukum tidak boleh dibiarkan merusak stabilitas Irak dan menggagalkan proses demokrasinya,” kata UNAMI dalam pernyataan resminya.
Sementara itu, Amerika Serikat mengecam keras serangan hari Ahad itu. “Tindakan terorisme yang nyata ini, yang kami kutuk keras, diarahkan ke jantung negara Irak,” kata Ned Price, juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
“Kami berhubungan erat dengan pasukan keamanan Irak yang bertugas menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan Irak dan telah menawarkan bantuan kami saat mereka menyelidiki serangan ini,” tambahnya.[] Sumber: Republika
Belum ada komentar