PM, TAPAKTUAN – Plafon empat ruang kelas di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Meukek, Aceh Selatan, yang dibangun dengan sumber APBK tahun 2015 lalu, ambruk. Empat ruang kelas belajar tersebut masing-masing berada di lantai dua dan di lantai satu.
Pantauan di lapangan, ruang kelas belajar tersebut terlihat plafonnya telah ambruk ke atas lantai. Dari empat ruang kelas belajar, dua diantaranya terlihat sangat parah, sebab hampir seluruh plafon yang terbuat dari tripleks tersebut telah rusak.
Kondisi ini tidak saja makin memperburuk pemandangan dan keindahan sekolah, tapi juga telah mengakibatkan orang tua siswa khawatir. Soalnya, konstruksi plafon yang sudah lapuk tersebut, ditakutkan sewaktu-waktu bakal ambruk dan menimpa siswa sedang belajar dalam ruang kelas.
Keterangan dihimpun, proyek senilai Rp w Miliar itu dikerjakan oleh salah seorang kontraktor asal Blang Pidie, Aceh Barat Daya (Abdya) bernama Syamsidik. Bangunan tersebut telah mulai rusak berselang satu tahun pasca selesai dibangun yakni sejak tahun 2016.
Kepala SMAN 2 Meukek, Drs Abdaruddin yang dihubungi wartawan, Selasa (19/12) membenarkan plafon empat ruang kelas belajar sekolah yang dipimpinnya telah ambruk. Menurutnya, plafon ruang kelas belajar tersebut cepat rusak disebabkan karena atap bangunan sekolah bocor. Sehingga setiap diguyur hujan air masuk dan merembes di atas plafon.
“Karena terus menerus masuk air hujan, menyebabkan plafon lapuk sehingga lama kelamaan ambruk karena tidak sanggup lagi menahan beban,” ujarnya.
Kata dia, bagian plafon lapuk akibat dibasahi tetesan air dari atap bocor tersebut, telah di rusak secara paksa oleh pihak sekolah untuk menghindari jatuh ke atas siswa. “Karena itu, dari empat ruang kelas yang plafonnya telah rusak. Tiga diantaranya masuk bisa digunakan untuk kegiatan belajar siswa. Hanya satu yang benar-benar tidak bisa digunakan lagi sampai saat ini,” ujarnya.
Ruang yang tidak bisa digunakan lagi sampai saat ini berada di bagian ujung lantai satu. Siswa diruang tersebut terpaksa diungsikan ke ruang kelas belajar lama (bekas gedung SD Muhammadiyah Kuta Buloh II Meukek).
“Sedangkan ruang kelas belajar yang lain masih bisa digunakan. Meskipun disaat diguyur hujan, tetesan air hujan membasahi ruang kelas belajar. Karena meja dan kursi siswa masih bisa digeser-geser ke lokasi tidak menetes air. Tapi khusus untuk satu ruang memang benar-benar tidak bisa digunakan lagi,” ungkapnya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, sambung Abdaruddin, pihaknya telah melayangkan proposal ke Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. “Anggaran untuk rehabilitasi ruang kelas belajar sudah kami ajukan ke Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. Mudah-mudahan anggaran tersebut dapat terakomodir pada tahun 2018,” harapnya.()
Belum ada komentar