PM, Banda Aceh – Pemerintah Aceh berkomitmen untuk merawat memori tsunami sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, tidak hanya di Aceh tetapi juga untuk dunia internasional.
Penjabat Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, menegaskan hal ini saat menerima kunjungan silaturahmi dari Konsulat Jenderal Malaysia, Shahril Nizam Abdul Malek, bersama tim Mercy Malaysia, Siti Shaheeda, di Meuligoe Gubernur Aceh, Selasa (12/11/2024).
“Berdasarkan catatan sejarah, tsunami adalah fenomena berulang. Karena itu, memori bencana tsunami tahun 2004 yang melanda pesisir Aceh dan menelan lebih dari 200 ribu jiwa perlu terus dirawat sebagai edukasi bagi generasi mendatang,” ujar Pj Gubernur.
Safrizal menyambut baik rencana Malaysia bersama tim Mercy Malaysia untuk menggelar sejumlah kegiatan memperingati 20 tahun bencana gempa dan tsunami Aceh di Museum Tsunami.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal, yang turut hadir dalam pertemuan ini, menjelaskan bahwa Kerajaan Malaysia akan mengadakan pameran yang menampilkan kontribusi mereka dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-tsunami di Aceh.
“Kerajaan Malaysia bersama Mercy Malaysia akan ikut serta dalam peringatan 20 tahun bencana gempa dan tsunami Aceh. Kunjungan Konsul Malaysia hari ini adalah untuk mengundang Pj Gubernur agar berkenan membuka kegiatan tersebut di Museum Tsunami Aceh pada 26 Desember mendatang,” jelas Almuniza.
Selain membahas peringatan tsunami, Pj Gubernur dan Konsul Malaysia juga mendiskusikan berbagai topik lain, seperti perdagangan, perkebunan, dan kesehatan.
Pj Gubernur Safrizal didampingi sejumlah pejabat, termasuk Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh Zulkifli, Inspektur Aceh Jamaluddin, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Kepala Dinas Syariat Islam Aceh Zahroel Fajri, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh T. Nara Setia, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh Akkar Arafat, dan Kepala Biro Organisasi Setda Aceh Daniel Arca.
Belum ada komentar