Pilkada Banda Aceh, Illiza-Farid di Pusaran Konflik Partai Pengusung

Illiza Sa’aduddin Djamal - Farid Nyak Umar (Foto PM/Oviyandi Emnur)
Illiza Sa’aduddin Djamal - Farid Nyak Umar (Foto PM/Oviyandi Emnur)

Sudah ditunggu sejak lama, akhirnya Illiza Sa’aduddin Djamal menggandeng kader PKS Farid Nyak Umar sebagai pendampingnya di Pilkada 2017. Sayangnya, pencalonan pasangan ini masih dibayangi konflik internal partai pengusung.  

Teka-teki soal figur yang akan mendampingi Illiza Sa’aduddin Djamal di Pilkada 2017, terjawab sudah. Bertempat di sepetak lahan kosong di samping Kantor DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Banda Aceh, Cawalkot incumbent itu memperkenalkan sosok pendampingnya ke publik, Jumat, 12 Agustus 2016. “Farid Nyak Umar menjadi calon wakil walikota yang akan mendampingi saya di Pilkada nanti,” katanya.

Farid Nyak Umar adalah kader PKS. Ia kini duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh Kota (DPRK) Banda Aceh periode 2014-2019 dan menjabat sebagai Ketua Komisi D. Ini adalah kali kedua Farid menduduki kursi dewan setelah sebelumnya ia terpilih di periode 2004-2009.

“Dengan penuh keyakinan dan untuk melanjutkan pembangunan Banda Aceh sebagai Kota Madani, maka saya berkesimpulan untuk mengambil Farid Nyak Umar sebagai pendamping saya di Pilkada 2017.” Pernyataan Illiza ini langsung disambut tepuk tangan hadirin.

Illiza Sa’aduddin yang kini masih menjabat Walikota Banda Aceh tidak lagi maju dengan Parpol pengusungnya di Pilkada 2012. Kala itu, Illiza yang menjadi wakil almarhum Mawardi Nurdin, maju bersama untuk kedua kalinya dengan dukungan Partai Demokrat dan PPP. Pasangan ini juga disokong oleh Partai Amanat Nasional dan Partai SIRA. Namun, pada Pilkada 2017, pasangan Illiza-Farid diusung oleh Partai Aceh, PKS, PPP, dan Partai Damai Aceh.

Dukungan empat partai tersebut sudah melebihi kuota kursi sebagai syarat pencalonan pasangan itu. Partai Aceh dan PKS punya empat kursi di DPRK. Lalu PPP memiliki tiga kursi dan PDA dengan satu kursi. Untuk  mendaftar sebagai peserta pemilu di Banda Aceh, setiap pasangan yang maju lewat jalur Parpol harus punya 15 persen dukungan dari total 30 kursi yang ada di DPRK Banda Aceh.

Menurut kandidat petahana ini, pasangan tersebut sangat ideal karena Farid dinilainya mampu menutupi kelemahannya selama ini yang kurang begitu mengerti hal-hal teknis. Farid yang berlatar belakang pendidikan teknik, kata dia, akan mampu diajaknya bersama-sama mengawal pembangunan di Banda Aceh.

“Farid dipilih karena berdasarkan hasil survei dari tim, ia menempati posisi teratas,” ujar illiza, tanpa merincikan siapa saja figur yang masuk survei.

Menurut Illiza, anggota DPRK Banda Aceh dari PKS itu adalah sosok yang tepat sebagai Wakil Walikota Banda Aceh. “Farid memiliki wawasan keagamaan yang kuat dan menguasai ilmu teknik. Beliau juga bisa menjadi khatib dan berkhutbah nantinya, ada pesan yang bisa disampaikan melalui dakwah,” kata Illiza.

Sementara Farid, saat memperkenalkan dirinya setelah resmi dipilih menyatakan siap bersama Illiza selama lima tahun ke depan.

Terpilih sebagai kandidat wakil walikota ini diakui Farid sebagai amanah besar yang harus ia diemban. Alasannya, telah banyak prestasi yang ditoreh oleh Illiza Sa’aduddin Djamal dalam membangun Kota Banda Aceh. “Misi yang harus saya lakukan adalah memperkuat orang yang baik,” kata Farid Nyak Umar dalam orasinya.

Menurut Farid, ada dua agenda utama yang akan dikembangkan ia dan Illiza, yaitu penegakan Syariat Islam dan pembangunan Kota Banda Aceh. “Mari bersama tapeukong agama dan tabangun Kota Banda Aceh,” ajaknya.

Farid meyakini tidak terlalu sulit membangun Kota Banda Aceh. Menurut dia, hanya dengan mengoptimal semua potensi yang ada akan terwujud pembanguan yang baik di ibukota provinsi. “Terutama potensi anak muda yang perlu dibangkitkan untuk ikut bersama mengawal pembangunan,” katanya.

Dalam konferensi pers di kantor Illiza Centre tersebut, turut hadir utasan partai pendukung pasangan itu. Partai Aceh diwakili oleh Ketua dan Sekjend PA Kota Banda Aceh, Mukhlis Abee dan Hendra Fadli. Dari PKS hadir Ketua DPW PKS Aceh Ghufran Zainal Abidin. Sementara Waled Muhibban mewakili PDA. Sedangkan dari PPP hanya Sekretaris DPC PPP Kota Banda Aceh Muhammad Ben Umar yang terlihat di lokasi itu.

Posisi wakil diberikan kepada kader PKS disebut-sebut sebagai deal politik antara PA dan tim Illiza. Tersiar kabar, dukungan PA untuk pasangan itu juga disertai mahar politik.

Di sisi lain, jatah calon wakil Illiza beralih ke PKS meski suara PA di Kota Banda Aceh melebihi suara PKS di Pileg 2014, ditengarai sebagai kompensasi atas dibatalkannya kader PKS menjadi calon wakil bupati mendampingin Saifuddin Yahya di Aceh Besar. PKS juga merupakan trah koalisi PA di Pilkada 2017.

KONFIL INTERNAL PARTAI

Dalam konferensi pers itu, Ketua DPW PA Banda Aceh Mukhlis Abee menyatakan pihaknya memilih Illiza karena kader PPP tersebut terbukti disukai oleh masyrakat kota. Terkait keberadaan kader PA yang juga ikut meramaikan Pilwalkot Banda Aceh 2017, Abee menegaskan bahwa Adnan Beuransah tak meminta izin kepadanya. Selain itu, selama menjadi anggota DPRA dan menjabat Ketua Komisi I, Andan dinilai tak memiliki prestasi apa-apa.

“Adnan Beuransah kan maju sebagai anggota DPR Aceh dari DP Tapaktuan-Subulussalam. Dan, ketika maju di Pilkada ini dia tidak melapor pada saya,” tegas Abee. “Kita juga tak melihat ada prestasi selama ia menjabat ketua komisi di DPR Aceh.”

Adnan sendiri kini diketahui tidak lagi tercata sebagai kader PA. Ia telah resmi mengundurkan diri pada 15 Juni 2016.

Sementara Ketua PKPI Banda Aceh Daniel Abdul Wahab yang turut hadir dalam acara tersebut tidak berkomentar banyak. Ia menjelaskan, kehadirannya hanya untuk mengahrgai undangan Illiza. PKPI, sebutnya, belum memiliki sikap resmi dalam Pilkada Banda Aceh.

“Tunggu saja keputusan resmi DPP PKPI. Nantinya kita akan buat konferensi pers dan kami undang rekan-rekan media,” terang Daniel yang juga tercatat sebagi anggota DPRK Banda Aceh ini.

Menyangkut hal itu, Illiza mengakui dirinya mendaftar ke sejumlah partai untuk diusung kembali sebagai kandidat petahana. Hal itu dikarenakan PPP tidak memiliki kursi yang cukup untuk mengusungnya tanpa berkoalisi. Selain itu, partai berlambang ka’bah yang dua tahun terakhir dirundung konflik internal membuat dirinya harus menjalankan skenario alternatif.

Diketahui, Illiza juga mendaftar ke Partai Demokrat dan Partai NasDem. Dalam survei yang dilakukan Partai Demokrat pada April-Mei 2016, Illiza menempati posisi teratas hingga 47 persen. Dia pun disebut-sebut unggul dalam polling yang dilakukan Partai NasDem. Namun, kedua partai tersebut sejauh ini belum bersikap. Sepertinya, kedua partai pemilik kursi mayoritas di DPRK ini akan mengusung kader sendiri.

Selain itu, saat konferensi berlangsung, Illiza juga belum mengantongi keputusan resmi PPP. Dalam acara tersebut, hanya terlihat Sekretaris DPC PPP Banda Aceh Muhammad Ben Umar beserta sejumlah anggota DPRK dari PPP.

Menurut Illiza, secara lisan Ketua Umum PPP Romahurmuziy sudah mendukungnya. Sementara secara administrasi akan menyusul. “Saya juga menjalin komunikasi dengan DPP PPP dan DPW PPP Aceh dan akan mendukung kita,” jelasnya.[]

=

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait