Irwandi Yusuf hampir bisa dipatikan kembali memimpin Aceh untuk lima tahun ke depan.
Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur Aceh 2017-2022 telah berlalu. Rabu, 15 Februari lalu, rakyat Aceh menentukan pemimpinnya untuk lima tahun ke depan. Di 20 kabupaten/kota juga berlangsung pemilihan bupati/walikota. Hasilnya beragam, sejumlah petahana menang dan tak sedikit yang tumbang.
Khusus untuk pemilihan Gubernur Aceh, adu klaim terjadi antara dua kubu seusai pencoblosan, Mualem versus Irwandi. Mualem klaim menang dengan perolehan 41 persen suara. Sementara Irwandi klaim menang dengan perolehan suara 31,9 persen.
Di sisi lain, perhitungan kubu Irwandi, klaim kemenangan dengan angka 37,52 persen dan 31,31 persen. Setiap hari sejak perhitungan suara dimulai, kedua pendukung bergantian bicara di media dan mengaku sebagai pemenang. Tak berhenti di situ, propaganda di media sosial juga dimainkan.
Meski perhitungan suara belum berakhir, dan KIP Aceh belum menetapkan kandat terpilih. Namun, publik bisa memantau perekembangan perolehan suara melalui situs resmi KPU.
KPU RI memiliki sistem informasi yang mengelola hasil perolehan suara dalam Pemilu atau Pilkada yang disebut Situng. Melalui sistem ini, publik mendapatkan gambaran tentang hasil sementara secara akurat dan cepat. Sistem ini juga meningkatkan partisipasi dan membuka ruang masyarakat dalam memonitor dan mengontrol hasil perolehan suara dari masing-masing TPS. Seluruh hasil di TPS bisa terlihat di sistem melalui hasil scan formulir C1 yang akan dibawa secepat mungkin dari TPS ke KPU kabupaten/kota. Di situ, form tersebut discan oleh petugas dan sesegara mungkin dipublikasikan.
Dari laman kpu.go.id, hingga Minggu 19 Februari 2017 dinihari, posisi Irwandi semakin tak tergoyahkan. Ia terus memimpin hingga berjarak 150 ribu suara dengan pesaingnya Muzakir Manaf di posisi dua.
Irwandi Yusuf yang berpasangan dengan Nova Iriansyah hampir dipastikan bakal melenggang kembali ke Pendopo Gubernur Aceh untuk kedua kalinya. Pasangan nomor urut enam ini mengunci kemenangan di 14 kabupaten/kota. Bahkan, di beberapa basis suara GAM yang notabene jadi kantung suara Mualem (sapaan Muzakir Manaf), Irwandi mampu unggul.
Masih ada peluang Mualem menyalip, jika saja mampu meraup suara mutlak di Aceh Timur yang belum masuk. Hanya saja, mustahil Irwandi tak mendapatkan suara di sana. Menurut informasi, keduanya bersaing ketat di Aceh Timur, dengan keunggulan Mualem “hanya” belasan ribu suara.
Pengakuan kemenangan Irwandi juga datang dari dua Paslon peserta Pilkada 2017. Berdasarkan hasil rekap suara saksi Tim Zaini–Nasaruddin, Irwandi berada di posisi pertama yang disusul Mualem. Begitu pula hasil real count Tim Tarmizi–Machsalmina yang menyatakan Irwandi hunggul hingga lima persen di atas Mualem.
Baca: Pembuktian Kemenangan Lewat Real Count
Kemenangan Irwandi diibaratkan dengan kembalinya “pilot” Aceh selama lima tahun mendatang. Selama ini, sejumlah kalangan menilai Pemerintahan Aceh berjalan autopilot. Arah pembangunan yang tidak menentu dan ketidak harmonisan Zaini Abdullah dengan Muzakir Manaf memperparah pamor keduanya.
Meski begitu, kepastian tersebut baru akan diketahui setelah pengumuman pemenang dan penetepan pasangancalon gubernur dan wakil gubernur terpilih dilakukan Komisi Indpenden Pemilihan Aceh pada 27 Februari 2017.
Di sisi lain, Pilkada Aceh 2017 secara keseluruhan lebih baik daripada Pilkada sebelumnya. Bila pada Pilkada 2012 sempat terjadi penundaaan karena tensi tinggi antar kandidat hingga penembakan yang merenggut nyawa, kali ini bisa berjalan mulus.
Penyelenggara Pemilu, KIP Aceh dan Panwaslih sejauh ini dinilai memperlihatkan kinerja cukup baik. Begitu pula pihak keamanan yang mampu meredam potensi kecurangan yang berujung konfik. Namun, pekerjaan belum usai. Sebelum pengumuman dan penetapan pemenang, penyelenggara Pilkada masih punya tugas memastikan Pilkada Aceh berlangsung jujur dan damai.[]
Belum ada komentar