Petugas Patroli Laut Diduga Hajar Nelayan, Massa Bakar Boat TNI

nelayan bakar boat tni
Petugas Patroli Laut Diduga Hajar Nelayan, Massa Bakar Boat TNI
nelayan bakar boat tni
Warga dan nelayan membakar speed boat milik TNI-AL setelah ditambatkan di sisi selatan jembatan Peudada, Bireuen, Sabtu (28/4). Aksi itu sebagai bentuk protes terhadap perlakuan oknum TNI-AL di sana.(Pikiran Merdeka/Joniful Bahri)

Bireuen—Ratusan nelayan membakar speed boat milik TNI AL Pos Pusat Pendaratan Ikan Peudada, Bireuen, Sabtu (28/4). Kemarahan massa diduga dipicu aksi brutal petugas patroli laut memeras dan menghajar nelayan.

Informasi dikumpul Pikiran Merdeka di lokasi kejadian menyebutkan, insiden itu bermula saat Jafaruddin Muhammad, 35, yang membawa boat dompeng (boat langsir) baru saja mengambil ikan di boat besar. “Dalam perjalanan, sekira pukul 09.00 WIB, saya berpapasan dengan tiga anggota TNI AL berpakaian preman yang berkeliling dengan speed boat,” sebut Jafar.

Selanjutnya, kata Jafar, petugas pengaman laut itu meminta ikan kepadanya. “Saya tak menyanggupi permintaan mereka karena ikan ini milik orang lain. Saya menyarankan mereka agar meminta langsung kepada pemilik ikan yang di boat besar,” paparnya.

Saat itu ketiga oknum TNI itu membiarkan Jafar berlalu.

”Namun, saat saya kembali untuk mengambil ikan kedua kalinya, oknum TNI itu menyetop lagi. Mereka membentak dan bertanya mengapa saya memacu boat dengan kencang,” katanya.

Jafar mengatakan bahwa dirinya buru-buru karena harus mengambil ikan lagi di boat besar. “Saat itulah, dua orang TNI AL menghajar saja. Sedangkan satu TNI lagi hanya berdiri di atas speed boat,” katanya. Belakangan diketahui oknum yang memukul Jafar adalah Praka Mar Adi Suprayitno NRP 98181 dan KLK Bek Agoeng Santosa NRP 94448.

Jafar yang saat kejadian mengaku belum makan diinjak-injak di pinggang, dipukul di kepala dan di belakang telinga. “Mereka juga menendang saya di punggung,” paparnya.

Usai insiden itu, Jafar mendarat ke PPI dan melaporkan kejadian itu ke pawang Fauzi yang diteruskan ke Panglima Laot Bireuen Bahrudin Yunus. Sesaat kemudian, nelayan secara spontan beramai-ramai mendatangi pos TNI AL di PPI Peudada.

Pantauan Pikiran Merdeka, saat ratusan nelayan sudah berkumpul di depan pos, datang personil Denpom ke lokasi itu. Mereka menjemput oknum petugas yang menganiaya nelayan.

Massa yang marah karena tak berhasil menemui penganiaya nelayan, melampiaskan kegusaran pada speed boat yang sebelumnya digunakan pelaku. Para nelayan menarik speed boat itu menjauh dari pos dan dibakar. Mengantisipasi meluasnya amuk massa, anggota Koramil dan Polsek Peudada yang bersiaga di sana melepaskan tembakan ke udara.

Dandim 0111/Bireuen Letkol Inf Muhammad Arfah menyebutkan, begitu mendapatkan laporan pihaknya bersama unsur Polsek dan Koramil Peudada langsung menuju lokasi kejadian. “Kami berupaya menyelamatkan speed boat, namun karena massa yang marah sudah tidak terkendali, maka speed boat itu tak terselamatkan,” katanya.

Dandim Arfah mengatakan dirinya menyesali kejadian itu. “Seharusnya TNI mengayomi dan melindungi rakyat, bukan malah membuat masyarakat susah,” katanya.

Dandim dan jajarannya meminta maaf kepada semua masyarakat. “Saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat. Kami berharap agar hal ini tidak lagi terulang,” tandasnya.

Sementara itu, ketiga oknum personil TNI AL yang terlibat insiden itu diamankan pihak Denpom. Selain dua pelaku pemukulan terhadap Jafar, juga ikut diamankan Serka Bek Kelvin Toni Aries NRP 96447 yang ditangkap karena juga dilaporkan sering memeras nelayan.[jon]

1 Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. (Privacy Policy)

  1. ooooo memang begitu pekerjaan mereka,,,mentang mentang mentang puya senjata,wewenang pakek rampok segala,,maklum tak pernah mengenyam pendidikan agama,,,kami rakyat kecil selalu tertindas,,,tp tunggu kalian,,sat mati menjemput mu,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Pejabat Bireuen Terkesan Alergi Ditemui Wartawan
Jajaran Humas Setdakab Bireuen bersilaturahami dengan para wartwan di Beng Kupi, Kota Juang. [Pikiran Merdeka | Joniful Bahri]

Pejabat Bireuen Terkesan Alergi Ditemui Wartawan

Tabloid Pikiran Merdeka Edisi 161
Tabloid Pikiran Merdeka Edisi 161

Asa Panglima di MK

Perpisahana SMA
SEORANG Siswi memluk erat gurunya dalam acara perpisahan atau pelepasan murid kelas XII SMAN 1 Lhokseumawe dengan para guru di halaman gedung SMA setempat, Sabtu (21/4).(Pikran Merdeka | Fahrizal Salim)

Selamat Tinggal SMAN 1 Lhokseumawe