Tapaktuan, PM—Akibat kesulitan mendapatkan Liguefied Petroleum Gas (LPG) kemasan 3 kg bersubsidi, masyarakat di Kabupaten Aceh Selatan meminta pemerintah dan pihak PT Pertamina segera menambah kuota dan agen pendistribusian di daerah itu. Permintaan tersebut untuk menangkal terjadinya kelangkaan dan potensi penjualan gas di atas Harga Enceran Tetap (HET).
Salman (45), warga Labuhanhaji di Tapaktuan, Rabu (29/7), menyampaikan, persoalan kelangkaan elpiji 3 kg sudah menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat setempat. Pasalnya, kebutuhan rumah tangga tersebut sangat sulit didapati selama ini. Bahkan, harga jualpun berbeda-beda antara satu agen dan pangkalan dengan yang lainnya yakni di atas Rp30.000/tabung.
“Kami meminta pemerintah dan pihak Pertamina turun tangan untuk mencari solusi persoalan itu, sehingga kesulitan masyarakat dapat teratasi. Sebab, normalnya di Kabupaten Aceh Selatan butuh agen pendistribusian minimal dua dengan syarat kuota ditambah lebih banyak lagi. Jika permasalahan ini tidak ditindaklanjuti dengan bijak, maka LPG 3 kg senantisa langka di Aceh Selatan,” sesalnya.
Menurutnya, imbas dari persoalan kelangkaan elpiji 3 kg bisa berdampak kepada perekonomian dan kesusahan hidup masyarakat. Karena itu, aspirasi tersebut semestinya disahuti dengan cepat tanpa menunggu waktu lama oleh pihak pemerintah dan Pertamina. Karena peran penting pemerintah adalah mensejahterakan rakyat dan menepis kendala, termasuk memaksimalkan pasokan elpiji.
Kepala bagian (Kabag) Ekonomi Pemkab Aceh Selatan, H Abubakar SE mengatakan, kelangkaan dan melonjaknya harga LPG bersubsidi dipicu naiknya harga LPG 12 kg. Indikatornya, akibat terlalu banyak masyarakat yang migrasi dari selama ini menggunakan elpiji 12 kg beralih ke 3 kg. Efek lain, penggunaan elpiji 3 kg juga terindikasi dimanfaatkan keluarga bukan kurang mampu.
“Jika harga elpiji isi tabung 12 kg tidak diturunkan, maka masyarakat akan hijrah ke LPG 3 kg yang semestinya digunakan keluarga kurang mampu. Ini adalah salah satu penyebab kekurangan elpiji 3 kg di daerah manapun di Indonesia. Pemkab Aceh Selatan sudah berusaha mengusulkan penambahan kuota,” imbuh Abubakar.
Mengatasi hal tersebut, sambungnya, Pemkab Aceh Selatan sudah menyurati pihak Pertamina untuk meminta penambahan kuota LPG bersubsidi melalui surat Nomor 542/040/2015 tanggal 16 Januarai 2015 dan surat nomor 542/113/2015 tanggal 2 Februari 2015. Pemkab Aceh Selatan, tegasnya, juga mengaku tidak merasa keberatan jika agen penyalur LPG 3 Kg di daerah itu ditambah oleh pihak Pertamina.
Menurut Abubakar, HET LPG 3 kg di kabupaten Aceh Selatan dibandrol Rp 20.500 per tabung. “Kalau ada penjualan di atas HET, itu diluar tanggungjawab kami. Bisa jadi LPG 3 kg yang dijual mahal itu dipasok dari luar Aceh Selatan. Saat ini, di Aceh Selatan memiliki 28 pangkalan yang mengantongi izin, termasuk tiga SPBU. Kecuali dua kecamatan yang belum ada pangkalan, yakni Kluet Timur dan Kluet Tengah,” pungkasnya. [Hendrik Meukek]
Belum ada komentar