PM, BANDA ACEH – Sebagai tim yang finis diperingkat ketiga di babak penyisihan Grup 1 Liga 2 musim 2017, Persiraja Banda Aceh harus berjuang di babak play-off untuk lolos ke babak 16 besar.
Ditengah perjuangan tim berjuluk Laskar Rencong untuk menghindar dari zona degradasi, belakangan muncul meme-meme kocak menolak Anwar sebagai pelatih Persiraja.
Meme ini bahkan dalam beberapa pekan terakhir beredar di dunia maya seperti Facebook, Path dan beberapa media sosial lainnya. Bahkan, beberapa suporter fanatik Persiraja menajadikannya sebagai foto profil BBM dan Whatsapp-nya.
Harry Ichsan, salah satu pendukung berat Persiraja yang sempat memasang meme tersebut sebagai foto profil di BBMnya, kepada pikiranmerdeka.co mengatakan, sebagai pencinta Persiraja dirinya kurang setuju dengan keputusan presiden klub dalam hal penunjukan pelatih kepala.
Harry menilai, prestasi Persiraja Banda Aceh di Liga 2 musim 2017 ini menurun saat dilatih oleh Anwar. “Yang membuat saya sedikit agak bingung adalah, kenapa pelatih yang berlisensi A nasional bisa menjadi head coach, sedangan pelatih yang berlisensi B AFC malah menjadi asisten pelatih,” ucap Harry, Rabu (5/10).
“Pernyataan ini sebenarnya bukan bermaksud mengecilkan dan tidak menghargai jasa-jasa pak Anwar selaku orang yang sudah lama berkecimpung di Persiraja. Tapi kita harus paham akan regulasi,” fans Persiraja asal Kota Meulaboh ini.
Pada musim sebelumnya saat kondisi finansial Persiraja masih carut marut, sambung Harry, di tangan pelatih Akhyar Ilyas prestasi Persiraja sempat lolos ke 16 besar tanpa harus berjuang di babak Play Off.
“Namun sayang pada akhirnya kita gagal. Artinya, Akhyar Ilyas punya potensi untuk menjadi pelatih masa depan Persiraja, bukan malah dijadikan asisten pelatih di bawah pelatih yang lisensinya masih di bawah Akhyar Ilyas,” tegasnya.
“Apalagi sekarang Persiraja sedang berjuang di babak play off, tentu itu butuh perjuangan yang berat. Sudah saatnya beri peluang untuk berkembang pelatih muda di Aceh agar sepakbola di Aceh bisa maju,” cetusnya.
Meski demikian, sambung Harry, dirinya mengapresiasi terobosan Walikota Banda Aceh dengan menswastakan dan menjual Persiraja ke publik. Sehingga, permasalahan finansial yang selama ini mendera Persiraja bisa sedikit teratasi.
“Terbukti di tahun ini tidak pernah kita mendengar pemain mogok bermain dan mogok latihan karen alasan belum dibayar gaji. Saya juga kagum dengan yang hal-hal yang dilakukan oleh pak Nazarudin-Dek Gam, untuk memajukan Persiraja mulai dari Panpel dan juga dalam hal pengawasan penjualan tiket yang sangat ketat, sehingga pemasukan finansial untuk klub pun bisa stabil sehingga bisa berimbas ke kesejahteraan pemain,” pungkasnya.()
Belum ada komentar