PM, TAPAKTUAN—Kecamatan Sawang yang berjarak sekitar 15 Km dari pusat Kota Tapaktuan dengan tofografi diapit wilayah pegunungan dan lautan samudera hindia, memiliki tingkat perputaran ekonomi yang cukup lancar dan strategis. Pembangunan di wilayah itu pun terus berkembang pesat.
Wilayah Kecamatan dengan luas 14.900 meter2 dan memiliki sebanyak 15 desa dengan penduduk hampir 12.000 lebih itu, dikenal sebagai satu-satunya kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan yang tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakatnya di atas rata-rata kecamatan lain.
“Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan, tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat Kecamatan Sawang berada di atas rata-rata kecamatan lain dalam Kabupaten Aceh Selatan,” kata Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra SH dalam sambutannya pada acara antar tugas Camat Sawang yang baru di Sawang, Kamis (28/1).
Menurut bupati, Kecamatan Sawang selain didukung tofografi wilayah yang sangat strategis, juga memiliki sumber daya alam yang berbeda dengan kecamatan lain. Kecamatan itu memiliki wilayah pegunungan yang menghasilkan pendapatan bagi masyarakat seperti tanaman pala, kopi, cengkeh, kakao, pinang dan nilam. Di samping itu, dalam wilayah pegunungan Kecamatan Sawang juga terdapat tambang emas tradisional, sehingga memikat ribuan orang untuk datang mengeksploitasi bahan mineral tersebut.
Kecamatan Sawang juga sangat terkenal dan bisa diandalkan dari segi sumber daya laut. “Dengan dibangun Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Sawang Ba`u, telah mendukung aktivitas operasional puluhan boat atau kapal ikan di wilayah itu, sehingga berhasil meningkatkan tangkapan ikan dalam jumlah banyak,” katanya.
Kecamatan itu juga memiliki PPI Lhok Pawoh, sehingga ikan dari Sawang yang melimpah bisa dijual ke luar daerah yang mendukung perputaran ekonomi masyarakat. Faktor pendukung terakhir, kata bupati, daerah itu memiliki lahan pertanian yang cukup luas yang mayoritasnya ditanami padi. “Ketiga faktor pendukung inilah yang menjadikan tingkat perputaran ekonomi di Kecamatan Sawang menjadi lancar, sehingga berimbas pada pertumbuhan ekonomi masyaraka yang terus meningkat dibandingkan kecamatan lain di Aceh Selatan,” kata Bupati Sama Indra.
Melihat fakta tersebut, ujar Bupati, sejak dua tahun terakhir Pemkab Aceh Selatan terus menggenjot pembangunan infrastruktur dari segala sektor, seperti jalan, jembatan, irigasi, pelabuhan dan lain-lain.
Selama tahun lalu saja, kata Bupati, Pemkab Aceh Selatan telah mengucurkan anggaran sumber APBK, APBA/Otsus dan APBN tahun 2015 mencapai Rp 27 miliar. “Jumlah kucuran anggaran ini berada di posisi dua kecamatan terbanyak menerima kucuran anggaran tahun 2015 setelah Kecamatan Tapaktuan,” katanya.
Sementara Kecamatan Meukek hanya menerima kucuran anggaran tahun 2015 sebesar Rp 24 miliar. “Khusus untuk Kecamatan Tapaktuan, dikucurkan anggaran paling banyak karena Pemkab Aceh Selatan sedang merubah wajah ibu kota menjadi kota yang indah dan refresentatif,” papar Bupati.
Lepas sambut Camat Sawang dari pejabat lama Safriliadi SSos ke pejabat baru Fadhli SE berlangsung berbeda dengan acara antar tugas camat lainnya. Camat Sawang justru berlangsung di atas jembatan Blang Geulinggang yang baru siap dibangun oleh Pemkab Aceh Selatan tahun lalu. Jembatan ini menghubungkan antara Desa Ujong Padang dengan Desa Blang Geulinggang serta Sawang Ba`u.
Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra mengatakan, tujuan pihaknya menggelar acara antar tugas Camat Sawang di atas jembatan Blang Geulinggang, selain untuk mengingatkan kembali cerita pilu yang pernah dia alami saat masih menjabat Kepala Bank Aceh Cabang Tapaktuan, juga untuk memperlancar para nelayan setempat mengangkut hasil tangkapannya.
Bupati mengisahkan, dirinya bersama pejabat Bank Aceh dengan mengendarai mobil pernah mengalami kecelakaan saat melintasi jembatan tersebut yang kala itu dalam kondisi sangat darurat. Dirinya mengaku pernah terbesit akan membangun jembatan tersebut jika menjadi bupati. Kini, impian itu benar-benar diwujudkan saat dia menjadi Bupati Aceh Selatan sekarang ini.
Sayangnya, lanjut dia, pembangunan jembatan permanen dengan lebar mencapai 6 meter dan panjang hampir 50 meter tersebut terkesan hanya keinginan bupati dan tidak mendapat dukungan maksimal dari masyarakat setempat.
“Buktinya, saat proses pembangunan ada oknum masyarakat yang berat membebaskan tanahnya. Bahkan, kondisi saat ini jalan masuk dari arah Desa Blang Geulinggang dan dari arah Desa Ujong Padang masih sangat sempit, yakni hanya sekitar 3 meter sehingga keberadaan jembatan tidak terlihat indah,” papar Bupati Sama Indra.
Dengan penempatan Camat Sawang yang berasal dari putra daerah sendiri,bupati menantangnya bersama tokoh masyarakat setempati untuk bernegosiasi dengan pemilik tanah. “Jika ini berhasil, membuktikan bahwa camat diterima oleh warga Sawang dan jika sebaliknya maka menandakan bahwa camat tidak diterima oleh warganya sendiri,” tandasnya.[]
Belum ada komentar