Dualisme kepemimpinan Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh (DPW PA) Nagan Raya semakin memanas. Dua kubu PA/KPA wilayah tersebut saling klaim kepemimpinan.
Partai Aceh Nagan Raya kini sedang dirundung masalah kepemimpinan. Dua kubu saling klaim memiliki mandat dari DPA PA, sehingga menimbulkan perpecahan di tubuh partai yang dinaungi oleh mantan kombatan GAM.
Padahal, daerah ini termasuk basis PA yang masih mengakar di lintasan barat-selatan. Pada Pilkada 2017 lalu, calon bupati/wakil bupati yang diusung PA berhasil menang di kabupaten pemekaran dari Aceh Barat ini. Namun, untuk Pilgub, Ketum PA yang maju sebagai gubernur kalah tipis dengan Irwandi Yusuf yang kini menjabat Gubernur Aceh. Secara keseluruhan, kekuatan Partai Aceh di Nagan Raya masih cukup solid.
Namun, itu cerita lama. Kini, PA Nagan Raya menatap keretakan, bahkan kehancuran. Dualisme kepemimpinan dan saling berebut kuasa menjadi pemicunya.
Dua kubu yang kini sedang bertikai tersebut yakni pengurus DPW PA versi Tgk Samsuar alias Wan Malaya dan kubu Ketua DPW PA hasil Muswil, Chalidin Oesman. Keduanya bersitegang memiliki mandat dan saling klaim keabsahannya.
Kamis pekan lalu, pengurus DPW PA versi Tgk Samsuar menggelar konferensi pers dengan sejumlah wartawan di Lueng Baroe, Kompleks Perkantoran Suka Makmue.
Rencananya, pengurus DPW PA Kabupaten Nagan Raya versi SK nomor: 002/KPTS-DPA/1/2018 tersebut ingin mengumumkan kepada publik bahwa Muswil DPW PA yang dilakukan di salah satu hotel di wilayah Nagan akhir 2017 lalu telah dibatalkan. Hal itu dilakukan karena Muswil dijalankan setelah jangka waktu tim formatur tidak berlaku lagi.
Namun, secara bersamaan datang massa PA/KPA versi Muswil di salah satu hotel di Nagan Raya akhir 2017 lalu. Mereka menolak disebutkan tidak sah atau dibatalkan.
Masing-masing kubu saling menunjukkan surat keputusan yang ditandatangani oleh H Muzakkir Manaf selaku ketua umum dan Mukhlis Basyah SSos selaku sekretaris jendral Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh (DPA PA).
Adu mulut antara kedua kubu pun tak terhindarkan. Nyaris saja terjadi baku pukul antar kubu. Kedua belah pihak tetap bersikukuh kubunyalah yang resmi sesuai dengan SK dari DPA PA. Beruntung, pihak kepolisian yang disiagakan di lokasi konfrensi pers dengan sigap mengamankan kisruh tersebut.
Kepada Pikiran Merdeka, Tgk Samsuar mengatakan bahwa mandat yang diberikan kepada panglima Ali Hasyimi oleh DPA PA untuk membentuk tim formatur dan memilih Ketua DPW PA Nagan Raya yang baru telah dibatalkan. Menurutnya, pembatalan itu dilakukan karena sudah lebih dari 3 bulan tim formatur tidak menggelar Muswil. “Muswil baru dilakukan saat SK tim formatur telah dibatalkan,” ujar Wan Malaya.
“Ini sah, karena kita bukan petunjuk pimpinan tapi yang diusul oleh 7 Ulee Balang Sagoe. Hanya 3 Ule Balang yang tidak turut tanda tangan dukungan,” sambungnya.
TEMUI MUALEM
Pada awal Januari 2018, seratusan massa Partai Aceh Nagan mendatangi kantor DPA PA di Jalan Muhammad Hasan, Gampong Blang Cut, Lueng Bata, Banda Aceh. Kedatangan kader PA Nagan Raya ini pada Minggu (7/1) itu untuk bertemu dengan Ketua PA Pusat Muzakir Manaf, guna mempertanyakan ihwal belum disahkannya SK ketua PA Nagan Raya hasil Musyawarah Wilayah (Muswil) beberapa waktu lalu.
Kedatangan mereka sempat membuat suasana di Kantor DPA PA memanas. Sejumlah orang melampiaskan amarah dengan merusak sejumlah fasilitas di kantor itu. Berapa peralatan kantor seperti kursi, meja serta lemari terlihat dalam posisi berantakan.
Kader PA Nagan Raya TR Udin kepada Pikiran Merdeka, waktu itu mengatakan, kedatangan pihaknya ke kantor DPA PA untuk memperjelas nasib PA Nagan Raya. Pasalnya, usai Muswil beberapa waktu lalu, Mualem selaku pimpinan Partai Aceh belum mengesahkan SK ketua terpilih.
“Kita kemari hanya untuk menanyakan kenapa Mualem belum mengesahkan SK. Padahal, Muswil tersebut digelar sesuai dengan mandat dan surat dari DPA PA yang ditandatangani oleh Mualem dan Sekjen,” ujar pria akrab disapa Tgk Din Cot Oek.
Dalam pertemuan tersebut, kata Tgk Din, Mualem terlihat tidak respek dengan masalah yang tengah terjadi di tubuh PA Nagan Raya. Kondisi ini, kata dia, membuat suasana pertemuan memanas dan beberapa massa jadi berang.
“Sebenarnya kami cuma ingin memperjelas masalah SK saja untuk menyelamatkan PA,” terang Tgk Din, didampingi ketua PA Sagoe Darul Makmur, Said Ahmad.
KETUM TAK KONSISTEN
Wakil Ketua KPA Nagan Raya versi Muswil PAW 2017 lalu, TR Ansari Ali, mengatakan, kisruh dan dualisme di tubuh PA Nagan Raya dikarenakan tidak konsistennya Ketua Umum DPA PA.
Muswil PAW yang dilakukan pihaknya akhir 2017 lalu, kata dia, merupakan mandat DPA PA dengan SK nomor: 136/KPTS-DPA/IX/2017 tertanggal 28 September 2017 yang ditandatangani oleh Ketum dan Sekjend DPA PA.
“Kami tidak menyatakan kubu Wan Malaya salah atau benar, karena kami punya mandat. Sama-sama punya mandat hasil Muswil disahkan untuk apa dibuat Muswil lagi,” tegasnya.
DPA PA, kata dia, harus bertanggungjawab penuh untuk menyatukan kembali PA di Nagan Raya, sehingga tidak erjadi konflik antar sesama kader. “Pusat menyatukan, jangan buat konflik di lapangan. Mualem berjanji hasil Muswil dipending, ini malah dibatalkan,” tambah Ansari yang dibenarkan oleh puluhan kader PA lainnya.
Terkait dengan kisruh di tubuh Partai Aceh Nagan Raya, Juru Bicara Partai Aceh Adi Laweung saat dikonfirmasi Pikiran Merdeka, Jumat (19/1), mengatakan belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut.
Melalui sambungan telepon, Adi mengatakan bahwa DPA PA dalam waktu dekat akan melakukan rapat guna menyelesaikan polemik dualisme kepemimpinan tersebut. “Untuk PA Nagan Raya no comment. Nantilah ya kami di pusat duduk musyawarah dulu, hasilnya akan disampaikan kembali,” jawab Adi Laweung singkat lalu memutus sambungan telepon.
CHALIDIN PASRAH
Ketua DPW PA hasil Muswil, Chalidin Oesman yang juga Wakil Bupati Nagan Raya, dalam akun facebooknya mengatakakan dirinya akan menerima hasil keputusan DPA PA nantinya.
“Insya Allah, dalam segala bidang saya siap ditempatkan di manapun. Karena sesungguhnya pemimpin tidak memimpin di atas kehendaknya sendiri, pemimpin tidak memimpin di atas kepentingan pribadinya, karena pemimpin dituntut harus memimpin atas kehendak dan kepentingan umat atau orang-orang yang dipimpin olehnya,” kata Chalidin.
Terkait dengan kisruh yang terjadi selama ini, Chalidin mengajak semua kader untuk menghentikannya. Ia mengajak semua kader PA Nagan Raya saling merangkul dan bahu membahu mewujutkan cita-cita.
“Perahu tidak boleh retak, demi kebersamaan saya dengan ikhlas menerima keputusan DPP PA yang telah meng-SK-kan Tgk Samsuar sebagai ketua Partai Aceh di wilayah Nagan Raya. Mari kita dukung dan bekerja demi cita-cita bersama,” ajaknya.[]
Belum ada komentar