PM, Subulussalam – Njuah Masdiani, balita penderita Atresia Bilier yang sempat dirawat di RSUDZA Banda Aceh meninggal dunia pada Rabu (8/11) lalu, di Banda Aceh.
Balita berumur enam bulan anak pertama pasangan Samidin Bako dan Masnawati warga Kampong Belegen Mulia, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam ini sebelumnya di rawat di RSUD setempat dan selanjutnya ke Banda Aceh.
Perhatian publik akan nasib Njuah memang terbilang tinggi. Selain membutuhkan biaya operasi mencapai milyaran rupiah, penyakit ini juga terbilang langka, ditambah orangtua Njuah juga dari kalangan kurang mampu.
Untuk biaya pengobatan Njuah, donasi terkumpul dari masyarakat sebesar Rp 90 juta lebih yang dikirim ke rekening Masnawati ibu kandung Njuah. Ditambah donasi dari Kepala SKPK Pemerintah Kota Subulussalam yang digalang Persatuan Pemuda dan Pemudi Simpang Kiri (PERPAS) pada waktu upacara peringatan Sumpah Pemuda di Kecamatan Rundeng sebesar Rp 47,800,000.
Namun, saat pengurus PERPAS berangkat ke Banda Aceh hendak menyerahkan donasi tersebut, Njuah Masdiani meninggal dunia. Dan donasi tersebut diserahkan kepada Masnawati ibu Njuah tujuh hari pasca Njuah meninggal dunia.
“Ya benar tadi sudah kami serahkan donasi tersebut kepada Masnawati yang turut disaksikan nenek Njuah ” kata Zager Rudi BM, SIP selaku pengurus PERPAS kepada pikiranmerdeka.co, Senin (13/11).
Zager menambahkan, donasi yang diserahkan sebesar Rp 30 juta dari Rp 47,800,000. Sedangkan Rp 7,800,000 disumbangkan kepada Jono Sahmudin penderita tumor warga Desa Danau Teras, Kecamatan Simpang Kiri yang saat ini dirawat di RSUDZA Banda Aceh yang juga dari keluarga kurang mampu. Sementara Rp 10 juta dimasukkan ke kas PERPAS Peduli yang peruntukannya bagi keluarga kurang mampu.
“Uang yang masuk ke rekening PERPAS itu bukan untuk PERPAS, tapi kita peruntukan kepada masyarakat yang kurang mampu yang sedang sakit dan membutuhkan dana biaya hidup jika dirujuk ke Banda Aceh. Pasalnya, banyak kita temukan warga menolak di rujuk ke Banda Aceh dengan alasan tidak ada biaya hidup selama mendampingi keluarga yang sedang sakit. Untuk keperluan itu nanti kita sumbangkan uang yang kami simpan ” aku Zager.
Zager mengaku, sebelum menyerahkan donasi tersebut, pihaknya sudah konsultasi dengan Masnawati melalui Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) sebagai pendamping keluarga itu, dan menyetujui disisihkan Rp 10 juta untuk persiapan jika ada warga membutuhkan bantuan nantinya.
“Uang yang disisihkan itu akan kita laporkan berapa jumlah disumbangkan nantinya bisa melalui media sosial dan bisa kita umumkan di media,” terang Zager.()
Belum ada komentar