Jakarta – Kebocoran minyak yang menimbulkan gelembung di lapangan migas YYA, Blok Offshore North West Java (ONWJ) belum bisa diatasi. Bahkan, tumpahan minyak sudah memenuhi pesisir Pantai Karawang.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menjelaskan, minyak dari kilang Pertamina yang tumpah tersebut disebabkan adanya platform yang miring. Namun, langsung dilakukan upaya pencegahan kebocoran lebih luas.
“Itu kan terjadi beberapa hari, karena menabrak dan bocor, bagaimana menangani oil spill (tumpahan minyak) untuk menangani minyak agar tidak keluar,” jelas Dwi saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (22/7/2019).
“Langkahnya mencegah dampak negatif ke lingkungan, menyetop sumber oil spill, baru nanti dilihat selanjutnya bagaimana mengembalikan (anjungan) ke sumur,” pungkas Dwi.
Adapun, sebelumnya, Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto pernah mengatakan insiden serupa pernah terjadi di Teluk Meksiko, Amerika Serikat. Insiden itu membuat rig alias bor sumur minyak tenggelam.
Peristiwa itu diangkat ke layar lebar dalam film Deep Water Horizon. Film yang dibintangi oleh Mark Wahlberg itu menggambarkan kengerian saat terjadi kebocoran di sumur minyak hingga akhirnya membuat sumur tenggelam.
“Risiko yang paling fatal adalah rig nya tenggelam, tapi sekarang baru miring 8 derajat. Supaya tidak seperti itu, tergantung kecepatan di bawah itu growing, namanya runtuh, atau kecepatan injeksi semen keluar batas” jelas Djoko di kantornya pada Rabu 17 Juli 2019 yang lalu.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menuturkan, penanganan dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang kredibel, kompeten, dan memiliki pengalaman dalam menangani case yg sama.
Salah satunya adalah Boot & Coots, yang telah memiliki pengalaman menyelesaikan peristiwa di Teluk Mexico.
Selain itu, untuk penanganan risiko pencemaran lingkungan, Pertamina Group telah menggerakkan 27 kapal dan 12 set Oil Boom.
Untuk menjaga agar tidak ada aktivitas nelayan di sekitar lokasi, Pertamina dan PHE ONWJ bekerja sama dengan TNI AL, Satpolairud, dan Pokwasmas mengerahkan 7 unit kapal Patroli.
Sumber: CNBC Indonesia
Belum ada komentar