PM, Banda Aceh – Pemerintah Provinsi Aceh mengambil langkah cepat dalam menangani wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang telah menyerang ratusan hewan ternak di Kota Langsa. Berdasarkan laporan Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan, dan Perikanan (DPPKP) Kota Langsa, sebanyak 440 ekor ternak dilaporkan terinfeksi, dengan 23 ekor mati dan 13 ekor lainnya mengalami pemotongan paksa.
Kepala Bidang Peternakan DPPKP Kota Langsa, Silga, menjelaskan bahwa kasus PMK tersebar di beberapa gampong (desa) di wilayah tersebut. Pemerintah setempat segera melakukan berbagai langkah penanggulangan guna mencegah penyebaran lebih luas.
“Kami telah melakukan pendataan terhadap hewan ternak sapi di beberapa kandang milik warga untuk memastikan kondisi kesehatan ternak serta skala penyebaran PMK,” ujar Silga dalam keterangan resminya, Jumat (10/1/2025).
Langkah Penanggulangan PMK
Sebagai upaya mitigasi, Pemprov Aceh bersama DPPKP Kota Langsa melakukan penyemprotan disinfektan secara intensif di kandang-kandang ternak warga. Langkah ini bertujuan untuk menekan laju penyebaran virus PMK yang sangat menular.
Selain itu, pemerintah juga menggencarkan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada para peternak terkait pencegahan dan penanganan PMK. Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran peternak terhadap pentingnya menjaga kebersihan kandang serta membatasi lalu lintas ternak dari daerah terjangkit.
“Kami juga memperketat pengawasan terhadap lalu lintas ternak yang masuk ke Kota Langsa untuk memastikan tidak ada hewan yang membawa virus PMK ke wilayah ini,” tambah Silga.
Bagi ternak yang sudah terjangkit PMK, pemerintah telah menurunkan tim medis untuk memberikan pengobatan guna mencegah penularan lebih lanjut. Hingga saat ini, dari 440 ekor yang terinfeksi, sebanyak 332 ekor telah dinyatakan sembuh.
Penyebab Penyebaran PMK
Silga menjelaskan bahwa penyebaran wabah PMK di Kota Langsa diduga terjadi akibat masuknya ternak dari luar daerah yang sudah terinfeksi. Faktor cuaca juga disebut berkontribusi dalam meningkatkan risiko penularan penyakit ini.
“Sebelumnya, Kota Langsa sudah cukup lama bebas dari PMK. Namun, adanya hewan ternak yang masuk dari luar daerah menjadi pemicu merebaknya kasus ini,” jelasnya.
Pemerintah daerah akan terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan wabah ini dapat dikendalikan. Selain itu, peternak diimbau untuk segera melaporkan jika menemukan gejala PMK pada hewan ternaknya agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat.
Dengan berbagai upaya ini, Pemprov Aceh berharap penyebaran PMK dapat segera dihentikan sehingga tidak berdampak lebih luas terhadap sektor peternakan dan ekonomi masyarakat.
Belum ada komentar