PM, TAPAKTUAN – Pemuda Trumon Raya (Petra) menilai Pemkab Aceh Selatan, tidak serius menanggulangi bencana alam banjir akibat meluapnya sungai Gelombang perbatasan Aceh Selatan dengan Pemko Subulussalam dan Aceh Singkil yang saban tahun terjadi di kawasan Trumon Raya.
Padahal, janji akan membangun kanal di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) dalam wilayah Kecamatan Trumon Raya untuk mencegah banjir telah pernah diucapkan Bupati Aceh Selatan, HT Sama Indra dalam orasi politiknya di hadapan ribuan rakyat setempat pada Pilkada 2013 lalu.
“Langkah yang telah dilakukan Pemkab Aceh Selatan bersama Pemerintah Aceh sejauh ini baru hanya sebatas menetapkan kawasan Trumon Raya sebagai kawasan siaga banjir beberapa waktu lalu. Namun sayangnya, program tersebut hanya sebatas seremonial belaka tanpa ada aksi nyata di lapangan,” kata Ketua Petra, Adi Samridha, di Tapaktuan, Minggu (10/12).
Menurutnya, dampak bencana banjir di Trumon Raya tidak hanya merendam ribuan rumah penduduk dan badan jalan negara. Tapi juga turut merendam ratusan hektar lahan perkebunan dan pertanian milik masyarakat, termasuk lahan perkebunan sawit milik beberapa perusahaan yang ada dikawasan itu.
“Kami memperkirakan kerugian dialami masyarakat dalam musibah bencana banjir beberapa waktu lalu mencapai puluhan miliar rupiah. Karena banjir tidak hanya merendam rumah penduduk tapi juga mengakibatkan ratusan hektar lahan perkebunan sawit dan jagung serta tanaman lainnya gagal panen tahun ini akibat terendam banjir,” ungkap Adi Samridha.
Selain itu, kata dia, kerugian besar juga dialami masyarakat beberapa kabupaten/kota di pantai barat selatan Aceh akibat lumpuhnya transportasi dari Tapaktuan menuju Medan, Sumatera Utara maupun sebaliknya.
Padahal, lanjutnya, kerugian yang dialami masyarakat akibat dampak bencana banjir tersebut, tidak sebanding dengan alokasi anggaran yang akan dikucurkan oleh pemerintah untuk pembangunan kanal di sepanjang bantaran sungai di kawasan itu.
Dia mengatakan, jika Pemkab Aceh Selatan serius menanggulangi bencana banjir tersebut, maka anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan kanal disepanjang bantaran sungai hanya berkisar antara Rp 18 sampai Rp 20 miliar.
“Jika proyek ini dianggarkan dalam APBK sistem multiyers (tahun jamak), kami pikir selama lima tahun Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra menjabat sudah selesai. Tapi sayangnya, hingga selesainya pengesahan APBK tahun 2018, pihak eksekutif dan legislatif Aceh Selatan justru tidak memasukkan ploting anggaran untuk penanggulangan banjir tersebut, sehingga terlihat jelas bahwa pemerintah dan pihak dewan tidak serius,” sesal Adi Samridha.
Karena itu, Pemuda Trumon Raya meminta kepada siapapun Bupati Aceh Selatan yang akan terpilih pada Pilkada 2018 mendatang agar serius menanggulangi bencana banjir yang saban tahun terjadi di Trumon Raya tersebut.
“Kami tidak melihat duduk persoalan ini secara politik. Kami hanya meminta agar persoalan yang sudah sangat meresahkan masyarakat di Trumon Raya ini segera diatasi. Makanya siapapun Bupati Aceh Selatan akan terpilih nanti tolong perhatian nasib rakyat Trumon Raya,” pintanya.()
Belum ada komentar