Lhokseumawe – Pelaksanaan tahapan pencoblosan Pemilu di Aceh berjalan lancar. Hampir disemua TPS di semua desa dari beberapa kabupaten/kota di Aceh terlihat ramai dan pencoblosan berjalan lancar.
Amatan VIVAnews di beberapa TPS di Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, hingga pukul 12.00 menjelang ditutupnya masa pencoblosan pada pukul 13.00, warga masih antusias mengantre meunggu petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) memanggil. Beberapa warga terlihat gembira menyambut pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Selain itu, jalan lintas provinsi yang melintasi Kabupaten Aceh Utara, Kota Lhokseumawe dan beberapa kabupaten/kota lainnya di Aceh tampak sepi. Terlihat hanya satu atau dua kendaraan bermotor yang melintas.
Meski begitu, beberapa pelanggaran masih kerap terjadi. Seperti halnya larangan membawa masuk handphone ke dalam bilik suara. Hampir di semua TPS tidak menyediakan tempat penitipan alat komunikasi itu. Padahal, baik KPU maupun Bawaslu telah melarang pemilih untuk tidak membawa seluler ke dalam bilik suara.
Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Aceh Timur. Pemilu di kedua kabupaten tersebut berlangsung kondusif dan aman. Aksi penembakan yang terjadi sebelumnya di Bireuen dan diperiksa Ketua KIP Aceh Timur oleh Polisi karena membawa kota suara dini hari tanpa pengawalan tidak mengganggu aktivitas pencoblosan.
Sementara itu, warga Lhokseumawe, Aceh sempat ditakutkan dengan penemuan kotak yang dibungkus plastik warna hitam. Bungkusan tersebut diduga berisi paket bom, di TPS Desa Kutablang, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, sekitar pukul 6 pagi tadi.
Kasat Reskrim Polres Lhokseumawe, AKP. Dian Indra membenarkan adanya temuan benda yang diduga bom tersebut. “Dicurigai bom karena terlihat kabel,” ujar AKP Dian Indra.
Benda yang diduga bom tersebut akhirnya diamankan oleh Tim Gegana. Warga yang sebelumnya berkerumunan melihat paket yang diduga bom tersebut sudah kembali beraktivitas. TPS yang sempat ditutup sementara kini telah dibuka dan pencoblosan berjalan normal.
Sebelumnya Kapolda Aceh, Irjen Pol Husein Hamidi mengatakan ada tujuh kabupaten/kota di Aceh yang masuk dalam daftar rawan terjadi konflik pemilu. Tiga dari ketujuh kabupaten tersebut merupakan Kabupaten Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, dan Aceh Timur yang berada di wilayah pesisir Aceh. (viva.co.id)
Belum ada komentar