PM, Blangpidie—Para caleg yang gagal melenggang ke parlemen menuding pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 di Aceh Barat Daya (Abdya) sarat permainan.
Menurut mereka, sidang pleno di tingkat PPK setiap kecamatan dalam Kabupaten Abdya sangat mencurigakan karena prosesnya tertutup dan tidak terekspose ke publik, sehingga terkesan ada permainan dalam penyelenggaraan Pemilu di sana.
Hal tersebut disampai para ‘caleg gagal’ dalam rapat pembahasan kasus-kasus pelanggaran Pamilu 9 April lalu dengan menghadirkan Wakil DPRK Abdya Elizar Lizam, Ketua PDI-P Idris Yusuf, dan Sekretari PKPI Afdhal Jihat.
Sejumlah caleg yang tak terpilih Abdyajuga membentuk komunitas Caleg Gugur (Cagur) terdiri dari caleg PDI-P, Golkar, PPP, PKPI dan PKB.Dalam pertemuan itu, mereka mengutarakan tentang pengisian C1 yang dilakukan oleh petugas KPPS saat larut malam, tanpa dihadiri para saksi partai peserta pemilu.
Menurut mereka, pada saat itulah terjadi kesalahan besar sehingga menimbulkan hal yang aneh seperti formulir C1 tidak terisi (formulir C1 kosong) dan telah ditandatangani oleh saksi-saksi partai politik.
Selain itu, semua TPS pada Pemilu 9 April lalu juga tidak ada petugas Llinmas yang berseragam. “Itu karena kebijakan KIP Abdya yang telah menugaskan anggotanya secara khusus untuk menjadi petugas Linmas (Satlinmas) satu orang per TPS,” papar Ketua PDI-P Andya, Idris Yusuf, Rabu (30/4/2014).
Idris menilai, hal itu merupakan kesempatan besar untuk mengutak atik angka perolehan suara, sehingga sangat mungkin terjadinya kecurangan dan upaya penggelembungan suara maupun pemindahan serta penempatan perolehan suara caleg sesuai kepentingan pihak penyelenggara Pemilu.
“Demikian juga saat sidang pleno KIP Abdya, yang terkesan sangat otoriter hingga tidak berjalan dengan baik.Kalau KIP mau menerima usulan kami, tidak usah kita hitung ulang, tapi kita lihat saja di C1,’’ katanya.[PM-002]
Belum ada komentar