PM, Blangpidie—Sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Aceh Barat Daya (Abdya) mengaku coba diperas oleh oknum wartawan berinisial AD. Dalam aksinya, oknum tersebut juga mengatasnamakan diri aktivis LSM Team Operasional Penyelamat Asset (Topan).
AD mencoba meminta dana pada sejumlah kepala dinas dengan dalih untuk membuka Kantor Cabang LSM Topan di Wilayah Abdya. Keterangan yang dihimpun pikiranmerdeka.com, Sabtu (11/1), para pejabat yang nyaris menjadi korban pemerasan di antaranya Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Abdya Drs Sulaiman MM, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Drs Ahsin B, serta Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Ir Adusmin.
Kepada para pejabat, AD mengaku sedang mengadakan penghimpunan dana untuk biaya menyewa gedung yang akan dijadikan Sekretariat LSM Topan di wilayah itu. “Saya nyaris menjadi target pemerasan oleh oknum wartawan tersebut. Padahal, nama media tempat wartawan itu bekerja pun belum pernah saya dengar,” kata Kadis Budparpora Abdya, Drs Ahsin B kepada pikiranmerdeka.com di Blangpidie.
Disebutkannya, oknum wartawan berinisial AD itu sempat berulang kali menghubunginya untuk memastikan dana tersebut segera disalurkan. “Saya sempat didatangi dan dihubungi beberapa kali, ia datang dengan tujuan untuk meminta bantuan dana. Namun hal itu tidak mungkin saya kabulkan mengingat keuangan kantor tidak menentu, apalagi kantor ini masih tergolong baru di Abdya. Saya juga merasa curiga, sebab oknum tersebut tidak pernah terlihat sebelumnya di Abdya,” sebutnya.
Belakangan, tambah Ahsin, AD kembali menghubunginya dan meminta uang untuk ongkos ke Banda Aceh. Tapi, lagi-lagi Kadis Budparpora tidak menyanggupi permintaan itu. “AD meminta ongkos kepada saya dengan alasan akan menjumpai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Drs Adami Umar sekaligus akan membawa nama Kadis Budparpora Abdya dan menyampaikan hal-hal yang dianggap penting apabila uang tersebut saya berikan,” kata Ahsin.
Perihal serupa juga dialami Kadis DKP Abdya Drs Sulaiman MM. Kali ini AD mengaku kalau dirinya merupakan wartawan dari salah satu media di Aceh. “Saya tetap melayani dia dengan baik-baik, namun ujung-ujungnya dia juga meminta dana kepada saya untuk menyewa kantor di Abdya,” ungkap Sulaiman singkat.
Mengecam Keras
Menyoroti hal itu, Ketua Balai Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Abdya, Drs H Zainun Yusuf yang dihubungi terpisah, mengecam keras tindakan oknum yang mengatasnamakan wartawan itu.
Dalam menjalankan tukas, kata dia, setiap wartawan dibekali dengan kartu pers atau surat tugas dari pimpinan redaksi media tempat wartawan tersebut bekerja. “Kalau dia tidak bisa menunjukkan tanda pengenal dan sejenisnya meskipun dia mengaku anggota keorganisasian wartawan, maka dia tidak berhak mendapatkan konfirmasi dari narasumber,” jelasnya.
Selain itu, tindakan meminta uang kepada narasumber yang dilakukan oknum wartawan juga tidak dibenarkan, sebab hal itu bertentangan dengan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). “Saya mengimbau kepada para pejabat dan masyarakat agar tidak terpengaruh dengan hal-hal seperti itu. Kalau ada yang mengalami hal y serupa segera laporkan kepada pihak berwajib,” imbuhnya. (Syahrizal)
Belum ada komentar