Jakarta – Terpidana kasus suap Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin, kembali melontarkan pernyataan mengenai anak bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Edhie ‘Ibas’ Baskoro Yudhoyono, kerap bermain proyek di sektor minyak dan gas bumi, khususnya di Satuan Kerja Khusus (SKK) Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas). Suami Neneng Sri Wahyuni itu juga sempat menyebut Anas Urbaningrum sudah bersedia membongkar sepak terjang Ibas di dunia migas.
Nazaruddin awalnya kembali melakukan kilas balik soal tudingan penerimaan uang haram oleh Ibas. Antara lain di ruang kerjanya di DPR dan sebuah rumah di Jalan Ciasem. Kemudian, dia juga mengungkap Ibas pernah menerima komisi dari mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro.
“Ibas tuh gini, Ibas itu kan saya bilang banyak proyek. Mas Ibas juga ada perintah untuk mengambil duit dari Menteri ESDM sebelum Pak Jero. Ada juga saya suruh ngambil, ambil untuk kas DPP. Jadi banyak. Nanti banyak proyek, banyak penerimaan,” kata Nazaruddin kepada awak media di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (10/10).
Menurut Nazaruddin, Ibas mengantongi jutaan dolar dari permainan proyek migas. Dia menambahkan, rentang permintaan jatah oleh Ibas berkisar lima sampai tujuh persen dari nilai proyek ratusan juta dollar. Dia mengumpulkan fulus itu sejak menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat.
“Banyak. Jadi setiap proyek masing-masing ada persennya. Yang terima itu tujuh persen, ada yang lima persen. Ya uangnya itu jutaan dolar lah. Waktu jadi DPR. Dia jadi Sekjen, saya jadi bendahara umum. Ada yang USD 1 juta, USD 500 ribu, ada yang USD 450 ribu. Ini yang pasti banyak proyek, banyak penerimaan,” sambung Nazaruddin.
Nazaruddin mengatakan, sebenarnya Anas juga tahu soal sepak terjang Ibas. Bahkan, dia mengklaim akan bekerja sama dengan Anas buat membongkar permainan Ibas di sektor migas.
“Jadi gini, nanti juga Mas Anas tahu, Mas Ibas tahu, semuanya itu sama-sama, nanti dijelaskan secara detail. Nanti Mas Anas mau juga membantu menjelaskan. Nanti yang penting begini, kita bantu KPK untuk mengumpulkan semua buktinya, kita dukung KPK,” ucap Nazaruddin.
Nazaruddin juga tidak memungkiri dia dan Anas bersekongkol dengan Ibas buat menikmati komisi proyek migas. Sebab, saat itu ketiganya bahu-membahu dan menduduki jabatan penting di Partai Demokrat.
“Iya lah. Ya ini kan posisinya ada ketua umum, sekjen, ada bendum, ada proyeknya, dikumpulkan. Banyak proyek, nanti akan saya jelaskan,” lanjut Nazaruddin.
Belum ada komentar